Toyota Australia telah memutuskan salah satu model mereka, Fortuner, bakal berhenti dijual pada pertengahan 2026. Tampaknya Toyota merasa sudah cukup terus-terusan melihat penjualan Fortuner selalu di peringkat bawah selama lebih dari satu dekade.
Hal ini juga memastikan konsumen di Australia tak bakal mendapat model penyegaran Fortuner seperti di negara lain yang rencananya datang tahun depan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Fortuner telah menjadi produk bagus bagi kami selama bertahun-tahun dan menemukan basis konsumen antusias yang relatif kecil," kata Wakil Presiden Divisi Penjualan dan Pemasaran Toyota Australia Sean Hanley, diberitakan CarExpert, Senin (10/11).
"Tetapi dengan pergeseran preferensi konsumen di Australia, kami membuat keputusan untuk tak melanjutkan Fortuner," ucap dia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini konsumen di Australia disebut sudah beralih ke model lain.
"Sebagian besar, mereka pindah ke Hilux, atau pindah ke (Land Cruiser) Prado atau Land Cruiser 300 Series SUV," kata Hanley.
Selain Fortuner, Toyota saat ini menjual banyak SUV di Australia, yaitu Yaris Cross, C-HR, Corolla Cross, RAV4, Kluger, Land Cruiser Prado, Land Cruiser 300 dan bZ4X.
Fortuner kalah saing dengan model SUV Toyota yang lain, termasuk Land Cruiser Prado yang harganya lebih mahal.
Penjualan Fortuner pada tahun ini hanya 2.928 unit di Australia, sedangkan Prado sebanyak 23.298 unit, Ford Everest 21.915 unit dan Isuzu MU-X 12.499 unit.
Bahkan bila dikomparasi dengan model sekelas, Mitsubishi Pajero Sport yang laku 5.014 unit, Fortuner juga tak berkutik.
Penjualan terbaik Fortuner terjadi pada 2022 yakni sebanyak 4.614 unit. Meski begitu angkanya tetap kalah dari Prado.
Fortuner pertama kali dijual di Australia pada 2015. Posisinya menjadi alternatif SUV diesel dari Kluger yang saat itu cuma dijual dengan mesin bensin.
Saat ini Fortuner dijual mulai dari AU$58.000 (sekitar Rp634 juta, kurs Rp10.929) hingga yang termahal AU$71.000 (Rp776 juta). Sebagai gambaran Land Cruiser Prado harganya AU$77.000-106.000 (Rp841,5 juta-Rp1,1 miliar).
Rata-rata penjualan Fortuner sejak 2016 hingga 2024 hanya 3.481 unit. Walau secara volume tak banyak membantu Toyota di Australia, Hanley mengatakan Fortuner bukan produk gagal.
"Setiap produk yang kami luncurkan ke pasar memiliki perannya masing-masing. Fortuner memiliki peran yang kami tahu tidak akan pernah menjadi produk terlaris Toyota," ujar Hanley.
"(Fortuner) memang sukses dalam hal yang kami inginkan, tetapi dengan perluasan jajaran Hilux dan rasionalisasi penawaran produk, ini hanyalah kasus bisnis biasa bagi kami," tutur dia lagi.
(fea)