Kemenperin Dorong Insentif untuk 2026, Otomotif Butuh Perhatian Khusus
Pemerintah lagi-lagi menjanjikan bakal memberi stimulus untuk industri otomotif dalam negeri yang secara umum lesu pada tahun ini. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan sedang merumuskan skema insentif untuk 2026 yang akan disampaikan ke Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Agus mengatakan rencana insentif baru ini didorong keberhasilan stimulus saat mengangkat penjualan kendaraan semasa pandemi Covid-19.
"Kemenperin sedang dalam proses merumuskan kebijakan insentif stimulus untuk sektor otomotif yang nanti akan diajukan ke menko ekonomi (Airlangga)," jelas Agus dalam pertemuan dengan media di kantornya, Kamis (13/11).
Industri otomotif saat ini sedang lemah. Data Gaikindo menunjukkan penjualan mobil (wholesales) pada Januari-Oktober 2025 anjlok 10,6 persen menjadi 635.844 unit dibanding periode sama tahun lalu yang mencapai 711.064 unit.
Pelemahan pada 2025 memperpanjang tren penurunan tahun sebelumnya. Gaikindo mencatat penjualan pada 2024 sejumlah 865.723, sementara pada 2023 mencapai 1.005.802 unit dan 2022 menyentuh 1.048.040 unit.
Menurut Agus, pemulihan pada industri otomotif perlu mendapat perhatian khusus karena selain menyerap tenaga kerja, industri ini juga menciptakan lapangan kerja baru.
"Kita harapkan mereka mendapat perhatian karena mereka melindungi tenaga kerja dan menciptakan lapangan kerja baru. Jadi harus ada perhatian khusus, paling tidak ada kebijakan fiskal 2026 agar supaya sektor otomotif bisa rebound jauh lebih cepat," jelasnya.
Sebelumnya pemerintah pernah mengeluarkan stimulus, salah satunya Pajak Penjualan Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) pada 2021 untuk mobil di bawah 1.500 cc dengan local purchase minimal 70 persen dan mobil 1.500-2.000 cc dengan local purchase paling sedikit 60 persen.
Pemerintah saat ini lebih banyak mendorong kendaraan listrik, yang produksi lokalnya minim, dengan berbagai insentif termasuk PPN DTP dan bebas bea masuk impor CBU untuk mobil listrik.
Insentif buat motor listrik juga pernah diberikan pada 2023 tetapi dihentikan pada 2024 karena tak mendapat minat masyarakat.
Menurut Agus, usulan insentif lanjutan untuk motor listrik bakal kembali didorong untuk 2026. Usulan ini tetap menunggu persetujuan dari Kemenko Perekonomian.
"Motor listrik sudah saya sampaikan berkali-kali, kami sudah mengusulkan sejak Januari 2025, dan ini 2025 sudah mau selesai (belum diberikan)," jelasnya.
"Untuk 2026 akan diajukan kembali, tapi sekali lagi, bolanya tidak ada di kami," tutupnya.
(iqb/fea)