Jakarta, CNN Indonesia -- Pernahkah kamu mendengar tentang kesuksesan seseorang padahal usianya masih sangat muda? Mungkin kita pernah melihat orang seperti itu dan muncul dalam diri kita rasa tidak percaya bahkan muncul rasa sedikit meremehkan pada orang tersebut.
Tapi, percaya tidak percaya, memang setiap orang memiliki kemampuan di bidangnya masing-masing, yang jika hanya di gali sedikit saja sudah terlihat bakat dan kelebihan orang tersebut. Mungkin beberapa cara di bawah ini bisa cukup membantu kita untuk terus mengembangkan diri dan menggapai cita-cita kita di umur yang masih muda:
1. Mengenali Diri Sendiri
Mari kita bertanya terlebih dahulu ke dalam hati dan pikiran kita, “Siapakah saya?” “Apa hal yang sangat saya senangi?” “Lingkungan seperti apa kira-kira yang membuat saya sangat nyaman?”. Beberapa pertanyaan simple tadi mungkin memang bisa kita tanyakan dengan mudah pada diri kita sendiri, namun pada kenyataannya tidak semua orang dapat dengan mudah menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Banyak orang yang hanya mengikuti arus lingkungan dan zaman, sehingga pada akhirnya mereka baru bisa mengenali diri mereka ketika mereka sudah tidak dalam usia produktif lagi. Akibatnya, terjadilah ledakan jumlah pengangguran di Indonesia yang saat ini kurang lebih mencapai 7,45 juta orang (Februari 2014-Februari 2015).
Untuk meminimalisir hal tersebut diharapkan rakyat Indonesia bisa mengenali terlebih dahulu dirinya sendiri sedini mungkin. Seperti contohnya, jika kamu adalah seseorang yang gila belajar dan mempunyai nilai akademik yang cukup bagus, kemungkinan kamu cocok menjadi seorang akademisi seperti menjadi seorang dosen/ guru. Namun lain halnya jika kamu adalah seseorang yang lebih menyukai cara praktek langsung ketimbang mempelajari banyak teori, kemungkinan kamu cocok untuk menjadi seorang praktisi.
2. Menentukan Visi dan Misi
Walaupun kamu mempunyai kelebihan di bidang tertentu, tetap tidak ada salahnya jika kamu menentukan visi dan misi dari muda. Jika dilihat dari sisi religius, tentu setiap orang di lahirkan ke dunia pasti memiliki takdir yang berbeda-beda. Entah itu dalam urusan pekerjaan, karier, jodoh, dan lain-lain. Namun tentunya kita sebagai manusia tidak dapat hanya mengatur fikiran kita 100 persen hanya dalam ketetapan takdir.
Setelah kita dapat menjawab beberapa pertanyaan tentang “siapa diri kita”, maka langkah yang tepat adalah berpikir tentang cita-cita, apa kira-kira pekerjaan yang sangat tulus kita lakukan walaupun hal tersebut sangat sulit dilakukan namun tanpa disadari kita tetap bisa mengerjakannya tanpa tekanan?
Tentu pasti setiap orang mampu menjawab pertanyaan di atas, setiap orang mempunyai
passion-nya masing-masing. Namun masalah selanjutnya yang muncul biasanya adalah tidak punya kontrol, tidak terencana dengan baik, sehingga pada akhirnya apa yang dilakukan sama saja dengan membuang waktu. Sehingga jangan membuat diri kita melakukan suatu hal karena 100 persen menyukai hal tersebut. Kita harus tetap bersikap rasional terhadap apa yang kita lakukan sehingga tidak menimbulkan kerugian di kemudian hari. Jadi tidak ada salahnya jika kita mencatat rencana-rencana kita ke dalam sebuah jurnal pribadi untuk melihat
progress apa saja yang telah kita capai.
3. Menanamkan Sikap Konsistensi
Sikap konsisten harus terus diasah setiap waktu dan dalam setiap keadaan. Apalagi dalam diri anak muda, biasanya akan sangat sulit menemukan sikap ini karena masih kuatnya pengaruh lingkungan dan rendahnya tingkat percaya diri dalam diri anak muda.
Hal ini wajar, karena dalam fase itu kita masih dalam proses mencari jati diri. Namun tak jarang hal ini pun menimbulkan sebuah masalah, di mana kita malah terjerumus ke dalam hal yang buruk karena dipengaruhi kekuatan lingkungan yang kuat. Menanamkan sikap konsistensi memanglah tidak mudah, namun pada kenyataannya memang sikap tersebut harus kita miliki sebagai anak muda yang hidup dalam perkembangan teknologi, di mana kita dapat dengan mudah mendapatkan berbagai informasi dari dunia digital. Maka tak jarang kita bisa dengan mudah galau, sedih, dan senang dalam saat yang bersamaan.
Teknologi mempengaruhi cara kerja otak dan emosi kita. Maka selagi kita ada tujuan yang jelas dan tujuan tersebut baik, tetaplah tanamkan dalam diri sikap konsistensi ini, karena pada kenyataannya kesuksesan tetap datang pada orang-orang yang bisa merealisasikan tujuan-tujuannya dengan baik.
4. Terus Belajar
Belajar tidak hanya harus didapatkan ketika kita sedang di sekolah saja. Kita bisa belajar dari banyak hal, atau bahkan hal-hal kecil sedikit pun. Karena dengan belajar beberapa hal, bukan hanya membuat kita menjadi orang yang kaya akan ilmu, tetapi kita juga bisa belajar untuk memiliki rasa untuk menghargai.
Terkadang mendengarkan masukan dari orang bukanlah hal yang buruk, dan tidak perlu kita tanggapi dengan pikiran negatif. Masukan dari orang lain justru berupa sebagian dorongan agar kita bisa belajar menjadi lebih baik lagi.
Ketika kita masih muda, tentu kita pasti melakukan banyak hal yang salah, yang tak jarang membuat kita jengkel dengan masukan-masukan tersebut. Tetapi sebenarnya kita tentu sangat beruntung karena kita bisa mendapatkan masukan sebagai
reminder ke dalam diri sendiri untuk segera berubah dan memperbaik diri agar lebih baik lagi. Teruslah belajar mengembangkan
self leadership dan cari ilmu-ilmu baru untuk terus mengasah kompetensi yang kita miliki.
Jadi mari kita sekarang untuk segera mempraktekkan point-point di atas, tidak hanya untuk diri sendiri, namun orang-orang di sekitar kita terutama di kalangan remaja. Karena dengan kita mengingatkan satu sama lain berarti kita membantu masa depan mereka untuk menjadi manusia yang berguna bagi bangsa dan negara, juga bermanfaat untuk mencegah bertambahnya jumlah pengangguran di Indonesia.
(ded/ded)