Jakarta, CNN Indonesia -- Musisi rock dan pentolan grup band Dewa 19 yang kini bertransformasi politikus, Ahmad Dhani, memosisikan dirinya sebagai antitesis Ahok. Jika berhasil terpilih memimpin Jakarta, Dhani menyatakan tak bakal meneruskan gaya kepemimpinan Ahok alias Basuki Tjahaja Purnama –Gubernur DKI Jakarta saat ini.
Sembari berbincang santai di kediamannya, Pondok Indah Jakarta Selatan, Dhani bercerita soal pandangannya atas Ahok yang selama ini dikenal sebagai sosok kontroversial, kepada wartawan CNNIndonesia.com, Resty Armenia.
KTP dukungan terhadap Ahok disebut sudah mengalahkan jumlah perolehan suara partai-partai politik pada Pemilu 2014, kecuali PDIP. Anda yakin bisa mengalahkan Ahok di Pilkada DKI Jakarta 2017 Saya optimistis kalau PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) dan NU (Nahdlatul Ulama) gabung sama Gerindra, itu cukup kuat. Itu baru dari potensi partai dan NU. Belum potensi yang saya miliki, misalnya sebagai orang Jawa atau tokoh anak muda.
Anak muda akan punya figur pasti. Enggak mungkin orang tua jadi figur mereka. Potensi itu juga belum saya kapitalisasi.
Apa pendapat Anda tentang Ahok? Ahok itu pengusaha, pedagang, sama seperti bosnya, Jokowi. Mereka berdua sama-sama pedagang. Jadi kepemimpinan mereka bergaya korporasi, bukan guru bangsa. Pasti tidak akan sama dengan saya.
Bagaimana kebijakan Ahok di mata Anda? Ada beberapa yang baik, yang harus kita teruskan. Misalnya tentang transparansi dan pemotongan birokrasi. Itu bagus sekali, perlu dipertahankan.
Yang tidak bagus, Ahok sering ngomong jorok. Itu enggak akan saya teruskan. Lalu gaya kepemimpinan yang kekanak-kanakan, itu enggak akan saya teruskan juga.
Marah-marah itu kan kekanak-kanakan. Laki-laki dewasa itu enggak akan marah-marah di depan umum.
Jadi jika nanti Anda jadi gubernur dan menemui masalah di lapangan, akan seperti apa sikap dan reaksi Anda? Kira-kira kayak Pak Harto. Pak Harto itu salah satu idola saya.
 Patung proklamator RI Soekarno di kediaman Ahmad Dhani. Musisi yang bakal maju di Pilkada Jakarta itu mengidolakan Soekarno, juga Soeharto. (CNN Indonesia/Resty Armenia) |
Apa yang paling Anda cemaskan pada Pilkada DKI Jakarta kelak? Pemilu curang, itu yang paling saya takutkan, karena itu sudah terjadi di 2014.
Anda punya strategi khusus untuk ‘berperang’ dengan Ahok di dunia maya? Nanti kalau saya sudah definitif (calon gubernur), ada sponsor, tentu saya punya pasukan khusus di dunia maya.
Tapi perlu saya jelaskan, di dunia hiburan, beberapa
infotainment pernah membunuh karakter saya pascaperceraian dengan mantan saya itu, 2007 sampai 2012. Tapi saya enggak mati. Apalagi cuma di dunia maya.
Bila punya kesempatan bertatap muka dan berdiskusi dengan Ahok, apa yang akan Anda sampaikan kepadanya? Enggak perlu berdiskusi dengan Ahok, dia kan sudah hebat. Enggak mungkin dia mau diskusi sama saya, orang dia sudah merasa manusia setengah dewa. Sakti, hebat. Saya sendiri tidak merasa lebih bodoh daripada Ahok, kok.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(agk)