Staf Khusus Jokowi Deklarasi Ikut Pilkada Papua 2018

CNN Indonesia
Selasa, 12 Sep 2017 19:30 WIB
Lenis Kogoya tergerak maju sebagai bakal calon gubernur Papua. Dia membidik PDIP, PKB dan Hanura untuk kendaraan politiknya.
Staf Khusus Presiden Lenis Kogoya mengaku niatnya maju di Pilkada Papua 2018 untuk mengangkat kesejahteraan warga. (CNN Indonesia/Resty Armenia)
Jakarta, CNN Indonesia -- Staf Khusus Presiden Kelompok Kerja Papua, Lenis Kogoya, mendeklarasikan diri maju sebagai bakal calon Gubernur Papua di pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2018. Lenis menyampaikan hal itu usai bertemu Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Selasa (12/9). 

Sejauh ini Lenis belum mendapat dukungan dari partai politik, namun ia berharap bisa meraih dukungan dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, PKB, dan Hanura. 

"Dibutuhkan di Papua 12 atau 13 kursi (DPRD untuk mencalonkan gubernur), dari tiga parpol ini sudah lebih," kata Lenis yang mengaku meminta restu kepada Tjaho di Kantor Kemendagri, Jakarta. 
Lenis hendak ikut Pilkada 2018 karena merasa sedih atas keadaan masyarakat Papua. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, tak sepantasnya rakyat Papua menderita karena dana otonomi khusus dari pemerintah pusat begitu besar. Ia mempertanyakan kemana larinya dana Otsus Papua selama ini.

Ia juga mengklaim tak ada pembinaan yang dilakukan Pemerintah Provinsi Papua terhadap pengusaha lokal.
Ketiadaan pembinaan menyebabkan minimnya jumlah pengusaha yang lahir dari Bumi Cenderawasih. Hal itu juga berdampak pada stagnannya pertumbuhan ekonomi di sana.

"Di Papua tidak ada pabrik sekarang. Tidak ada pabrik minyak goreng padahal ada kelapa sawitnya, tidak ada pabrik pengolahan beras sedangkan di Merauke ada lahannya bagus," ujarnya.

Ia juga menilai masyarakat Papua tak perlu lagi meminta kemerdekaan dan lepas dari Indonesia.

Lenis mengajak masyarakat Papua mengevaluasi diri alih-alih menuntut merdeka. Pasalnya, menurut Lenis, selama ini masyarakat asli juga menyumbang kesalahan dalam pembangunan Papua.

"Kewenangan sudah ada, uang sudah ada, terus minta merdeka apa lagi? Ini kesalahannya siapa? Kita tak bisa salahkan Jakarta, kita orang Papua yang salah. Saya (bilang) ke orang Papua harus sadar diri," tuturnya.
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER