Jakarta, CNN Indonesia -- Saat Instagram diblokir, dan akses internet semakin sulit di Hong Kong, para demonstran di sana mengandalkan FireChat untuk tetap terhubung.
Puluhan ribu orang masih terus berunjuk rasa di Hong Kong. Di kota yang sekecil itu, saat para konsentrasi masa tertumpu pada satu titik, maka wajar jika jaringan komunikasi terganggu.
Menara-menara di sekitar lokasi seakan tidak mampu menampung jumlah pengguna yang mendadak naik signifikan. Alhasil, layanan seluler terganggu. Ponsel pintar tidak bekerja semestinya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untungnya ada FireChat, sebuah aplikasi pesan instan yang bisa digunakan meski tanpa jaringan internet. Aplikasi ini memungkinkan pengguna saling terhubung satu sama lain secara langsung.
FireChat sejatinya dirancang untuk dipakai di lokasi yang terjadi bencana, namun demonstran Hong Kong membuktikan kehandalannya dengan skenario berbeda, di tengah intrik politik.
Micha Benoliel CEO dari Open Garden, pembuat Firechat, mengklaim bahwa aplikasi tersebut tumbuh pesat di Hong Kong. Dalam dua hari ada lebih dari 200 ribu orang yang mengunduh dengan jumlah percakapan lebih dari dua juta, seperti dikutip CNN Indonesia dari
Wired, Senin (6/10).
Hingga kini Demonstrasi menuntut adanya pemilihan langsung di Hong Kong masih berlanjut. Para demonstran coba menduduki jalan-jalan utama sehingga akses di sana nyaris lumpuh.
Polisi sudah mengeluarkan sejumlah pernyataan mendesak kepada pengunjuk rasa. Dan sampai saat ini sudah ada lebih dari 78 kali penangkapan untuk berbagai pelanggaran, masuk paksa, perusakkan, hingga menyerang pejabat publik.