Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Indonesia ke-7, Joko Widodo, dikenal dengan gaya aktivitas
blusukan atau bertemu dan berkomunikasi langsung dengan rakyat. Di tengah kesibukannya sebagai presiden, sejumlah pihak memprediksi Jokowi akan sulit melakukan blusukan.
Jika ingin melakukan blusukan, sejumlah praktisi telekomunikasi menganjurkan agar Jokowi memanfaatkan teknologi konferensi video yang terhubung dengan internet.
Praktisi telekomunikasi Onno W. Purbo, bersama rekan-rekannya di Onno Center, telah membuat aplikasi telekonferensi CyberMeeting.web.id yang memfasilitasi pertemuan langsung lewat video antara dua orang atau lebih. Yang menarik dari sistem komunikasi ini, ia bisa menghubungkan hingga 500 orang melalui koneksi internet.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika memperkenalkan aplikasi ini, Onno mengatakan
blusukan secara
online menjadi cara distribusi informasi yang murah, cepat, efisien serta dapat menjangkau ke seluruh Indonesia. Ia dikembangkan untuk memfasilitasi presiden terpilih Joko Widodo agar dapat memantau dan menampung masukkan dari warga Indonesia secara
online.Blusukan cara
online ini telah dilakukan Jokowi usai pelantikannya pada 20 Oktober lalu. Di Istana Merdeka, Jokowi berkomunikasi dengan warga mulai dari siswa SD, mahasiswa, hingga dokter dan kepala adat, dari kota Sentani, Meulaboh, Jambi, Manokwari, Manado, Bali, Balikpapan, Blitar.
Direktur lembaga survei media sosial PoliticaWave, Yose Rizal, berpendapat, dengan cara ini Jokowi bisa menjangkau warga di wilayah Indonesia yang sangat luas. “Jokowi senang turun langsung, melihat, dan mendengar. Tapi kalau seluruh Indonesia, dia bisa kewalahan,” ujarnya.
Tugas beratnya adalah, tim Jokowi harus bisa memastikan bahwa komunikasi lewat
blusukan online ini berjalan baik. Yose menyarankan perlu juga ada sistem yang menyediakan evaluasi terhadap suatu kebijakan yang telah diambil agar Jokowi dapat mengontrol pembangunan di daerah.
“Misalnya ada proyek pembangunan jalan. Warga di lokasi tersebut harus disediakan sistem pengaduan agar Jokowi dan tim dapat mengecek pembangunan di sana. Sehingga, terjadi komunikasi dua arah di sana, bukan satu arah,” lanjutnya.
Sistem pengaduan dan evaluasi ini sebenarnya telah dilakukan Joko Widodo ketika menjabat sebagai Walikota Solo dan Gubernur DKI Jakarta. Namun, sistem pengaduan dan evaluasi ini hanya dilakukan melalui komunikasi pesan singkat (SMS) ke sejumlah nomor yang telah disediakan.