Jakarta, CNN Indonesia -- Meluncurkan roket ke ruang angkasa ibarat membuang duit miliaran dolar. Begitu roket meluncur, biasanya ia akan berakhir jadi sampah. Hancur di lautan.
Tapi Space Exploration Technologies Corporation atau yang lebih dikenal dengan nama SpaceX ingin mengubah ‘tradisi’ itu. “Penggunaan ulang adalah terobosan yang diperlukan dalam bidang roket,” kata Elon Musk, bos SpaceX.
 Platform pendaratan terapung. (Dok. SpaceX) |
Besok, SpaceX akan mencoba menguji upaya mereka membuat roket lebih ekonomis karena bisa digunakan beberapa kali. Pada pukul 06.20 waktu Eastern Time, roket Falcon 9 milik SpaceX direncanakan meluncur dari Cape Canaveral Air Force Station di Florida.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penerbangan tanpa awak ini sebetulnya rutin saja untuk membawa kargo ke Stasiun Ruang Angkasa Internasional (ISS). Tapi kali ini, SpaceX berencana mendaratkan tingkat pertama roket itu ke sebuah platform pendaratan terapung berukuran 91x51 meter di Samudera Atlantik.
Setelah pendorong di tingkat pertama melaksanakan tugasnya lalu memisahkan diri dari tingkat kedua yang melanjutkan membawa kargo ke ISS, maka mesin di tingkat pertama akan menyala kembali, membuatnya memutar dan membawa badan roket itu ke titik pendaratan yang mengapung di 200 mil di timur Jacksonville, Florida.
SpaceX sudah mencoba melakukan sejumlah manuver pada tiga penerbangan Falcon 9 sebelumnya. Pada percobaan kedua dan ketiga, roket melambat, melayang sebentar sebelum
nyemplung ke air.
"Kami berhasil melakukan pendaratan yang lembut di lautan dua kali sejauh ini, berdiam di sana beberapa detik, tapi tidak lama kemudian meledak, sehingga tidak bisa digunakan lagi," kata Musk.
Tingkat pertama sebuah roket memiliki tinggi yang hampir sama dengan bangunan 14 lantai. "Yang harus kami lakukan adalah mendaratkannya pada sebuah platform terapung," kata Musk lagi.
Bagaimana roket bisa memutar balik dan dikendalikan ke platform pendaratan?
Kuncinya ada pada sirip grid yang terlipat saat meluncur ke atas dan terbuka ketika tingkat pertama terlepas. Bila tingkat pertama ini sampai dengan selamat ke platform pendaratan, ia akan dipakai lagi untuk peluncuran berikutnya.
 Sirip di roket Falcon 9. (Dok. SpaceX) |
Tantangan eksperimen ini adalah menstabilkan peluncuran balik roket setinggi 14 lantai itu saat turun ke bumi dan mengurangi kecepatannya. Ketika meluncur turun kecepatan tingkat pertama Falcon 9 mencapai 1.300 meter per detik. Supaya stabil, mesin Falcon 9 akan dinyalakan lagi untuk tiga pembakaran. Pertama, pembakaran pendorong balik untuk menyesuaikan poin
impact dan diikuti dengan pembakaran
supersonic retro propulsion, bersamaan dengan saat masuk ke atmosfir Bumi, sehingga mengurangi kecepatan Falcon 9 dari 1.300 meter per detik menjadi 250 meter per detik.
Tapi itu masih terlalu cepat. Maka pembakaran akhir adalah pembakaran pendaratan, bersamaan dengan keluarnya kaki pendaratan dan kecepatan roket berkurang jadi 2 meter per detik saja.
Berapa peluang roket ini mendarat dengan selamat? Musk hanya berani memperkirakan peluangnya 50 persen atau kurang dari itu. Bila sukses, target Space X berikutnya adalah mendaratkan juga tingkat kedua dengan selamat di Bumi.
(ded/ded)