BUKU ELEKTRONIK

E-Sabak Ganti Buku Pelajaran di Indonesia

Gito Yudha Pratomo | CNN Indonesia
Rabu, 07 Jan 2015 18:15 WIB
Untuk mengatasi distribusi buku pelajaran yang sulit di daerah pelosok, pemerintah berencana untuk mengganti buku fisik dengan buku elektronik.
Pelajar mengobrol usai ujian di Sekolah Menengah Atas Jakarta Selatan, Senin, 8 Desember 2014. Mendikbud Anies Baswedan mulai mengirimkan surat perintah penundaan pelaksanaan kurikulum 2013 (K-13) secara bertahap ke sekolah seluruh Indonesia. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bekerjasama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan PT Telkom berencana untuk mengganti penggunaan buku pelajaran fisik menjadi buku elektronik (e-book) sebagai alat mengajar.

Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan, Indonesia punya lebih dari 50 juta anak yang melakukan aktivitas belajar dan sebanyak 3 juta guru yang mengajar.

Dalam proses belajar mengajar ini diperlukan salah satu alat ajar yang paling penting yaitu buku pelajaran. Sayangnya, buku pelajaran yang berbentuk fisik seringkali terkena kendala terutama seperti faktor kertas, distribusi dan logistik. Apalagi jika didistribusikan ke daerah terpencil.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan menggunakan E-Book, maka diharapkan tidak ada lagi kendala dalam penyebarluasan buku pelajaran terutama ke daerah-daerah terpencil dan perbatasan.

"Kita akan gunakan E-Book yang disebut E-Sabak. Biayanya akan jauh lebih murah dan kualitas tidak akan terpengaruh oleh faktor lain," ujar Anies.

Menurut Anies, daerah yang tergolong dalam 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal) akan menjadi prioritas utama dalam penyebaran E-Sabak ini.

Prinsipnya, E-Sabak ini merupakan sebuah tablet. Dalam tablet ini terdapat e-book dan aplikasi pembelajaran interaktif yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar.

"E-Sabak ini satu paket, jadi nanti siswa terima tablet sudah beserta dengan aplikasi dan koneksi data," kata M. Awaluddin, Director of Enterprise and Business Service PT Telkom.

Anies menambakan penggunaan tablet e-sabak ini hanya sebagai alat referensi bacaan sedangkan buku tulis yang digunakan tetap berupa fisik dan kertas.

Selain itu, Anies juga mengatakan bahwa zaman telah berubah menjadi berbasis digital dan dunia pendidikan harus bisa antisipasi perubahan.

"Kita siapkan untuk perubahan. Kita tentukan proses dan jalankan perubahan dari paper base menjadi elektronik base dengan E-Sabak ini," kata Anies.

Untuk sementara penggunaan E-Sabak ini difokuskan pada daerah terpencil. Namun ke depannya, diharapkan penggunaannya akan mencakup seluruh elemen pendidikan di Indonesia.



(eno)
TOPIK TERKAIT
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER