Jakarta, CNN Indonesia -- Teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intellegence/AI) ditakutkan bakal merusak kehidupan manusia. Untuk itulah dibuat ‘perjanjian damai’ yang disepakati para pakar.
The Future of Life Institute, lembaga yang paling kontra terhadap kecerdasan buatan, meminta para pakar yang terlibat dalam sistem tersebut untuk menandatangai surat damai.
Surat yang isisnya janji untuk mengamankan, mengkoordinasikan, dan mengkomunikasikan teknologi ini dengan hati-hati agar tidak tumbuh di luar kendali manusia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sukses dalam upaya membawa kecerdasan buatan agar membawa manfaat luar biasa untuk kemanusiaan. Karena sangat berguna untuk penelitian dan memaksimalkan manfaat ini sambil menghindari dampak negatif yang potensial," bunyi ringkasan surat terbuka tersebut.
Sejauh ini surat terbuka itu sudah disepakai oleh pakar AI seperti pendiri Deep Mind, perusahaan AI asal Inggris yang dibeli Google. Lalu ada juga tim pengembang komputer pintar IBM Watsom dan divisi riset Microsoft. Daftar selengkapanya bisa dilihat pada tautan berikut ini.
Saat ini sudah banyak jenis AI yang diciptakan, namun The Future of Life Institute paling mengkhawatirkan teknologi self-driving-cars yang akan menjadi populer dalam beberapa tahun ke depan. Mereka menilai bahwa mobil yang dapat berjalan sendiri memiliki risiko besar yang akan membahayakan para penumpangnya.
Kecerdasan buatan memang menjadi teknologi yang kontroversial. Bahkan beberapa ahli sepakat untuk menentang keberadaan teknologi ini. Stephen Hawking misalnya.
Ia mengkritik bahwa para ahli kurang mengeskplor mengenai cara perlindungan manusia dari resiko kecerdasan buatan.
"Jika ada sekumpulan alien cerdas mengirimkan pesan berbunyi 'kita akan tiba di Bumi dalam beberapa dekade lagi', apakah manusia akan membalas 'baik, hubungi kami jika sudah sampai'? tentu saja tidak. Inilah yang akan terjadi pada kecerdasan buatan," ujar Hawking.
Bukan hanya Hawking. Elon Musk, pendiri perusahaan teknologi Tesla dan SpaceX berkomentar bahwa kecerdasan buatan yang semakin berkembang terus mengancam eksistensi manusia. Bahkan, ia meyakini bahwa kecerdasan buatan dapat digunakan untuk memanggil setan.
"Cerita tentang laki-laki menggunakan pentagram dan air suci guna mengendalikan setan tak kunjung berhasil, maka AI bisa digunakan untuk memanggil setan," ujarnya.
Musk juga sempat berkicau melalui akun Twitternya bahwa kecerdasan buatan lebih berbahaya dari senjata nuklir.
Bahkan, seorang Professor Matematika bernama Vemor Vinge pernah menuliskan dalam sebuah artikel, "Dalam kurun waktu 30 tahun, manusia akan punya teknologi yang diciptakan untuk kecerdasan super. Tidak lama kemudian, era manusia akan berakhir,"
(eno)