Jakarta, CNN Indonesia -- Siput sepintas bukanlah hewan yang mengancam. Tapi sesungguhnya ada sebagian jenis siput yang mengandung bisa yang membahayakan manusia. Contohnya adalah siput kerucut (
Conus).
Ukuran siput ini bervariasi dan bisa lebih dari 20 centimeter. Siput yang besar biasanya ditemukan di perairan dangkal dan hangat dengan topografi berpasir atau berbatu-batu.
Siput, yang habitatnya tersebar hampir di garis pantai di seluruh dunia, termasuk Indonesia, ini terkenal sabar menunggu mangsanya lewat. Lalu ia akan menombak mangsanya dengan semacam sengat di ujung mulutnya, lalu menyuntikkan racun. Dalam waktu singkat, si mangsa malang tak bisa bergerak sebelum dimakan dengan tenang oleh si siput.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama beberapa lama ahli binatang bingung, apa sebenarnya kandungan kimiawi dalam racun yang disuntikkan si siput sehingga bisa melumpuhkan mangsa? Peneliti dari University of Utah baru-baru ini punya jawabannya. Yang mengejutkan, senyawa toksin dalam racun pelumpuh si siput sesungguhnya tidak beracun sama sekali, yaitu insulin.
“Ini adalah tipe insulin yang unik. Lebih pendek ketimbang insulin pada hewan lain. Kami temukan banyak di racun siput,” kata pemimpin penelitian itu, Baldomero Olivera, seperti dikutip Sciencetimes, Selasa (20/1).
Yang menarik lagi, si siput rupanya mengembangkan racun yang berbeda-beda menurut lingkungan endemiknya. Sebagai contoh, siput kerucut yang bisa makan ikan damsel kecil, memproduksi racun yang berbeda dengan siput kerucut yang memangsa hewan laut tipe lain, seperti cacing laut atau hewan laut tak bertulang belakang lain.
Biasanya, racun yang mampu melumpuhkan mangsa mengandung
neurotoxin. Ini adalah racun yang mengandung protein yang menargetkan secara spesifik pada fungsi syaraf mangsanya, seperti fungsi jantung dan pernafasan.
“Kami tahu bahwa hewan-hewan ini membuat ratusan
neurotoxin di racun mereka yang membuat terjadinya degradasi jaringan dan menyerang fungsi
cardiovascular,” kata peneliti lainnya, Helena Safavi.
“Sekarang kami bisa menambahkan mekanisme lainnya, merusak energi metabolisme mangsanya,” tutur Safavi lagi.
Ketika racun disuntikkan, ia membuat mangsa mengalami
shock akibat kadar gula darah menurun drastis (
hypoglycemic). Ini menyebabkan tingkat insulin mangsa juga menurun drastis sehingga mempengaruhi semua fungsi kognitif dan kemampuannya berpindah tempat. Kemudian, si mangsa berada pada kondisi yang paling rentan, saat moluska beracun itu lalu memangsanya utuh-utuh.
Berbahaya Bagi Manusia Bentuk dan warnanya yang cantik seringkali menarik hati untuk disentuh. Padahal itu sungguh tidak dianjurkan. Terutama untuk siput kerucut yang memangsa ikan. Seperti spesies
Conus geographus, Conus tulipa, dan
Conus striatus, yang serangannya bisa mematikan. Spesies yang membahayakan lainnya adalah
Conus pennaceus, Conus textile, Conus aulicus, Conus magus, dan
Conus marmoreus.
Conus geographus sering pula dijuluki “siput rokok”. Begitu diserang siput ini, seorang korban hanya punya waktu menghabiskan sebatang rokok sebelum nyawanya melayang.
Bagaimana siput kerucut menyerang? Simak video berikut:
[Gambas:Youtube]
(Credit video: theconesnail.com)
(ded/ded)