Danau di Sulawesi Simpan Rahasia Iklim Zaman Purba

Gito Yudha Pratomo | CNN Indonesia
Jumat, 30 Jan 2015 17:28 WIB
Sekelompok peneliti dari Indonesia dan AS akan melakukan penelitian pada danau Towuti di Sulawesi Selatan guna mengungkap kondisi iklim pada zaman purba.
Ilustrasi danau. (Dok. Michael J. Lowe/Wikimedia Commons)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sekelompok Peneliti dari Insititut Teknologi Bandung (ITB) dan Brown University, Amerika Serikat, akan melakukan penelitian pada danau Towuti di Sulawesi Selatan untuk mengungkap kondisi iklim pada zaman purba di sana.

Di sela-sela konferensi pers penelitian ini di Jakarta, Prof. Dr. Satria Bijaksana, ketua tim peneliti mengatakan bahwa penelitian ini akan dilakukan melalui pemeriksaan kandungan sedimen yang ada di dasar danau Towuti.

Menurutnya, danau ini memiliki lapisan sedimen yang lebih tebal dibandingkan danau lain sehingga dapat memperlihatkan seberapa lama umur dari danau tersebut dan diharapkan peneliti bisa melihat kondisi iklim yang sebenarnya terjadi di sana.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Ditemukan Fosil Dinosaurus 'Leher Naga'

"Kandungannya (sedimen) sangat banyak. Di sana punya ketebalan yang jauh lebih tebal dari pada danau sejenis," kata Satria kepada CNN Indonesia.

"Dari sedimen ini kita akan ukur tingkat magnetiknya. Nantinya kita lihat kandungan karbonnya seperti apa. Dari sini kita bisa simpulkan berapa umur danau ini dan bagaimana kondisi iklim pada zamannya," lanjutnya.

Satria menambahkan bahwa lokasi danau Towuti dipilih sebagai objek penelitian karena lokasinya yang berada di tengah-tengah sumber penguapan air di permukaan bumi.

Baca juga: Selain Ikan Iblis, 'Monster' Laut Pernah Terlihat di Rusia

Di dunia, ada tiga sumber penguapan air terbesar. Yaitu di kawasan Amazon, Afrika dan Asia Pasifik.

"Danau Towuti secara geografis tepat berada di tengah sehingga dapat berpengaruh pada kandungan danau tersebut dan sangat memungkinkan untuk penelitian," kata Satria.

Ia menambahkan pentingnya mengetahui iklim zaman purba dan perubahannya hingga sekarang adalah, agar para ahli bisa memprediksi lebih tepat bagaimana iklim pada masa mendatang.

"Dengan begitu, prakiraan iklim di masa datang akan jauh lebih tepat," tutur Satria.

Baca juga: Fosil Hewan Campuran Lumba-lumba dan Buaya Ditemukan

Penelitian ini rencananya akan dimulai pada Mei hingga Juli nanti dan bekerja sama dengan pemerintah setempat. Hasil penelitian diharapkan dapat menjawab pertanyaan mengenai iklim zaman purba dan perubahannya hingga 700 ribu tahun silam. (adt/eno)
TOPIK TERKAIT
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER