Alasan Kasus Malaria Tinggi: Aktivitas Seks Nyamuk

CNN Indonesia
Jumat, 27 Feb 2015 09:29 WIB
Salah satu alasan mengapa malaria seolah tak pernah berhenti menyebar adalah karena kandungan hormon nyamuk jantan saat melakukan aktivitas seksual.
Ilustrasi gigitan nyamuk malaria (Dok.Thinkstock)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kasus malaria di berbagai belahan dunia saat ini masih tergolong tinggi. Menurut penelitian terbaru, ada beberapa alasan mengapa nyamuk jenis Anopheles tersebut bisa menyebarkan malaria sedemikian cepat.

Salah satu alasan mengapa penyebaran malaria bisa terjadi tanpa henti mungkin sebagian besar karena kehidupan seksual jenis nyamuk tersebut.

Penyebaran tanpa henti malaria mungkin sebagian besar merupakan efek samping dari kebiasaan reproduksi tertentu nyamuk Anopheles jantan dan betina terlihat seolah-olah mereka berkembang dalam beberapa skenario.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam laporan penelitian yang dikutip dari Science News, menyebutkan bahwa empat dari enam belas nyamuk spesies Anopheles yang  dianalisis, ternyata nyamuk jantan memiliki dosis paket sperma mereka dengan jumlah hormon steroid yang luar biasa besar.

Ketika aktivitas seksual terjadi, nyamuk jantan memberikan hormon streoid itu ke dalam rahim nyamuk betina. Dengan hormon tersebut dapat meningkatkan produksi telur dan da merangsang nyamuk betina untuk bertelur.

Dikutip dari Sciene Mag, hormon steroid tersebut juga mempunyai efek lain. Pasalnya ini dapat memungkinkan respon imun nyamuk, karena dengan imun tersebut memungkinkan parasit seperti malaria untuk berkembang tanpa hambatan.

Dari semua transaksi seksual ini datang sifat yang membantu membuat empat spesies yang diantara penyebar malaria paling berbahaya bagi orang.
caption-here..Ilustrasi nyamuk (Pixabay/skeeze)

Dari penelitian ini juga diungkapkan, nyamuk Anopheles di Amerika Selatan yang lebih sedikit tingkat hormon steroidnya dibandingkan spesies di Afrika dan India memengaruhi tingkat malaria di kawasan tersebut.

Baru-baru juga sekelompok ilmuwan yang dipimpin oleh Gregory Lanzaro BS, MS, PhD, Profesor di bidang Pathologi, Microbiologi & Immunologi dari University of California, Davids menemukan nyamuk hasil perkawinan silang antara Anopheles gambie dengan Anopheles coluzzi.

"Kedua hasil perkawinan ini menghasilkan nyamuk yang mampu mengenali insektisida yang dibuat oleh manusia," kata Lanzaro yang dilansir situs resmi UC Davids.

Lanzaro menambahkan bahwa dengan adanya nyamuk jenis baru ini artinya, kelambu sebagai pencegahan kasus malaria pun tak bisa lagi dijadikan alat untuk menghentikan ancaman.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER