Jakarta, CNN Indonesia -- Sepasang anak muda dari Universitas Atmajaya, Hodik Chaiyadi dan Michele Gracia, menelurkan ide menjadikan sepatu sebagai alat pengisi ulang daya ponsel pintar. Sepatu pintar semacam itu rupanya juga sudah dirancang oleh Matt Stanton dan Hahna Alexander dari Pittsburg, Amerika Serikat.
Produk mereka, yang disebut SolePower, mulai digarap pada 2011 dan rencananya pada akhir 2015 akan diluncurkan ke pasar. Apa bedanya dengan sepatu buatan Hodik dan Michele yang disebut Midak Midik?
SolePower dipamerkan di ajang SXSW Accelerator Competition yang digelar di Austin, Amerika Serikat. Melalui program penggalangan dana publik Kickstarter pada 2013, Stanton dan Alexandra berhasil meraup modal US$ 60 ribu. Kemudian mereka juga mendapat dana US$ 100 ribu dari Steve Case dalam program Rise of The Rest di AOL.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepada Washington Post, Stanton mengatakan mereka membuat sepatu yang dapat ‘memanen’ listrik dari sol sepatu. Saat berjalan, sepatu mengambil energi kinetik dari setiap langkah penggunanya, dan mengubahnya jadi energi listrik.
Listrik itu kemudian disimpan di sebuah baterai eksternal. Baterai ini yang kemudian bisa dipakai untuk mengisi ulang daya perangkat yang dapat terhubung melalui USB.
“Untuk perjalanan kaki selama satu jam bisa dihasilkan energi yang setara dengan 30 menit waktu bicara (
talktime),” kata Stanton.
Stanton mengatakan, ide itu muncul saat dirinya masih kuliah di Universitas Carnegie Mellon. Dua tahun lalu, saat keduanya lulus, mereka mewujudkan proyek kelas itu jadi produk yang bisa diwujudkan.
Sedangkan sepatu Midak Midik mengandung kantung silikon di bagian depan dan belakang yang terhubung channel berisi elektroda, lapisan film tipis, dan fluida. Setiap berjalan, energi diubah jadi listrik.
Michele mengatakan, tiap 7.000 langkah yang ditempuh sudah bisa mengisi ulang tenaga baterai ponsel pintar sampai 50 persen. Sepatu Midak Midik baru purwarupa. Sedangkan sepatu SolePower sebentar lagi beredar.
(ded/ded)