Jakarta, CNN Indonesia -- Perempuan dan berkerudung. Tak banyak orang yang menyandang salah satu predikat itu—apalagi kedua-duanya—di puncak perusahaan teknologi informasi di Indonesia.
Satu dari yang amat sedikit itu adalah Endang Rachmawati, Country Manager Avaya Indonesia. Dia mengakui, memang ada sedikit tantangan bagi perempuan, apalagi berkerudung, di dunia IT.
“Kadang-kadang ada pandangan
underestimate,” katanya kepada CNN Indonesia, dalam sebuah wawancara khusus baru-baru ini. “Tapi buat saya, saya adalah pandangan dan kapabilitas saya, bukan bungkusnya.”
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bukan soal ‘bungkus’ pula yang membawanya sampai ke puncak perusahaan IT di Indonesia. Keberhasilannya sampai ke puncak, ternyata ada hubungannya dengan peristiwa kerusuhan pada Mei 1998 silam.
Waktu itu Endang masih bekerja di sebuah perusahaan asing bernama Bay Networks. Situasi yang tak kondusif memaksa Bay menarik karyawannya ke Singapura, kecuali Endang dan seorang staf administrasi.
‘Ditinggalkan’ seperti itu, memaksa Endang untuk mempelajari soal-soal penjualan supaya bisnis Bay Networks di Indonesia tetap berjalan. Padahal, sejatinya dia berlatar belakang teknik.
“Fokus saya waktu adalah bagaimana supaya
survive, supaya tetap di Bay Networks,” tuturnya. “Itu titik
one of milestone dalam hidup saya. Perubahan yang drastis.”
Rupanya dunia penjualan justru lebih menarik bagi Endang. Selain insentifnya lebih besar ketimbang teknik, ibu dua anak ini pun bisa memperluas jaringan.
Selain itu, menurut dia, ada nilai plus bagi orang teknik seperti dirinya yang terjun ke bidang penjualan. Pemahamannya yang lengkap soal latar belakang produk membuat dia lebih mudah menjual produk IT kepada pelanggan.
Keluarga Teknik Sejak sekolah menengah Endang ternyata memang sudah menyukai bidang teknik. Cita-citanya sejak dulu adalah menjadi insinyur.
Besar dan sekolah di Bandung, Endang melanjutkan pendidikan tinggi sampai pascasarjana di Amerika Serikat dalam bidang teknik listrik. Suaminya sendiri adalah eks eksekutif Intel yang kini bekerja di Oracle.
Meski orang tuanya adalah anggota TNI Angkatan Udara, Endang dan saudara-saudara kandungnya terjun ke bidang teknik. Kakaknya adalah satu dari sedikit lulusan ilmu komputer di masanya. Sedangkan adiknya terjun ke teknik mesin.
Endang sendiri, dari teknik listrik terjun ke dunia IT. Menurut dia, IT itu sangat luas jangkauannya. Di bidang mekanikal, IT bisa mengontrol mekanikal dari jauh. Dalam proses bisnis, IT pun berperan besar.
Pada mulanya Endang banyak menggarap aplikasi di perusahaan tempatnya bekerja. Dia banyak berurusan antara lain dengan Mail Server, DN Server, FTP Server, dan
web page. “Passion saya di
software dan program,” kata dia.
Tapi sekarang dia sudah tak banyak waktu mengutak-atik
software karena sibuk memimpin tim yang membesarkan Avaya sebagai salah satu perusahaan terdepan di solusi teknologi komunikasi. Meski begitu, saat pensiun nanti Endang ingin sekali menciptakan solusi aplikatif untuk manufaktur dan sebagainya.
(ded/ded)