Jakarta, CNN Indonesia -- Sejumlah ilmuwan menemukan bahwa seorang bayi akan berusaha untuk belajar ketika mereka menyaksikan sesuati yang mengejutkan dan cenderung kurang mau belajar ketika melihat sesuatu yang telah mereka prediksi.
Penelitian ini salah satunya dilakukan dengan demonstasi menggulirkan sebuah bola warna merah dan biru, dan dengan sedikit teknik sulap, bola itu terlihat menembus sebuah dinding yang seolah ajaib.
Bayi 11 bulan yang menyaksikan demonstrasi ini terkejut, kemudian menangkap bola untuk memerhatikannya. Seakan mengecek apakah bola tersebut padat atau tidak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sesuatu yang tak terduga ternyata mampu memotivasi bayi untuk belajar.
"Hipotesis kami adalah bahwa bayi mungkin memanfaatkan peristiwa mengejutkan sebagai kesempatan khusus untuk belajar, dan kami menunjukkan ini memang terjadi," kata psikolog kognitif Aimee Stahl dari Johns Hopkins University Baltimore, yang merilis penelitiannya di jurnal Science.
Penelitian ini melibatkan 110 bayi berusia sekitar 11 bulan, dengan jumlah bayi perempuan dan laki-laki yang jumlahnya sama.
Mereka menyaksikan sejumlah demonstrasi yang dilakukan ilmuwan. Sejumlah demonstrasi yang dinilai telah diprediksi oleh bayi cenderung diabaikan, namun demonstrasi lain seperti bola yang melayang di udara membuat bayi ingin menghentikan bola untuk memerhatikannya.
"Bayi adalah pelajar yang mahir, dan dapat belajar tentang dunia melalui observasi dan eksplorasi," kata Stahl. "Kami menemukan bahwa bayi belajar informasi bary tentang objek yang lebih efisien jika mereka melihat objek yang melakukan sesuatu tak terduga ketimbang jika melakukan sesuatu yang telah diprediksi."
Dari peristiwa tak terduga itu, bayi akan mencari penjelasannya.
"Bayi yang menyaksikan bola hilang melewati dinding, misalnya, menguji kesolidan bola dengan memukul-mukul pada permukaan padat. Bayi yang menyaksikan bola melayang di udara seakan menguji gravitasi dengan menjatuhkan bola ke lantai," kata Stahl.
Psikolog kognitif Lisa Feigenson dari Johns Hopkins University, mengatakan temuan ini mungkin berlaku untuk anak dengan batas usia tertentu.
(adt)