Jakarta, CNN Indonesia -- Di laut dalam ada spesies cumi-cumi yang disebut cumi-cumi vampir. Sudah lama ilmuwan ingin tahu bagaimana hewan yang hidup di perairan gelap ini bereproduksi. Ternyata amat berbeda dari cumi-cumi umumnya.
Kalau cumi-cumi umumnya bertelur satu kali, cumi-cumi vampir yang bernama latin
Vampyroteuthis infernalis ini ternyata bisa bertelur sampai lebih dari 100 kali. Begitulah hasil studi yang dimuat di jurnal Current Biology.
Perbedaan ini diperkirakan sebagai hasil dari gaya hidup rendah energi di perairan dalam yang nyaris tak terjangkau cahaya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Henk-Jan Hoving dari Helmholtz Centre for Ocean Research Kiel, kemungkinan cumi-cumi vampir tak punya cukup energi untuk menelurkan semua telurnya sekaligus.
Hewan bertubuh transparan ini hidup di laut dalam dan tak berumur panjang di tempat penampungan, sehingga sangat sulit bagi ilmuwan untuk merekam perilakunya.
Ketika Hoving mempelajari koleksi cumi vampir di Museum Sejarah Alam Santa Barbara, ia mendapati sesuatu yang tak biasa. Cumi-cumi umumnya bertelur sekali saja seumur hidup. Tapi cumi vampir betina rupanya punya oosit yang hidup terus untuk memproduksi lebih banyak telur.
Lebih jauh, Hoving menilai itu ada hubungannya dengan umur cumi-cumi vampir yang disebutnya lebih lama ketimbang cumi-cumi biasa. Ini lantaran habitatnya membuat cumi ini memiliki fase hidup yang lebih lambat, sebab ia tak memerlukan metabolisme tinggi dan tak butuh makanan berkalori tinggi.
Tapi baru sedikit yang diketahui dari binatang yang satu ini. Seperti halnya di dunia binatang sendiri, masih banyak spesies yang belum terungkap.
Sejak 2006, menurut catatan Christian Science Monitor, ada 18 ribu spesies baru yang ditemukan. Diperkirakan masih ada 10 juta spesies lain yang belum diketahui di luar sana.
Bukan Pengisap DarahCumi-cumi vampir mendapat nama itu dari bentuknya yang ‘mengerikan’. Warnanya yang gelap, selaput seperti jubah di tentakel, dan matanya yang merah, membuat ia disebut “Cumi Vampir dari Neraka”.
Tapi cumi ini bukan hewan pengisap darah seperti vampir.
Di dalam taksonomi, ia termasuk ordo yang berbeda dari cumi-cumi perairan dangkal, yaitu dari ordo
Vampyromorphida. Cumi ini termasuk relik
phylogenetic karena ia satu-satunya spesies yang tertinggal dari ordo tersebut.
Pada 1903, cumi vampir ini awalnya diklasifikasikan sebagai gurita oleh ilmuwan Jerman. Tapi kemudian ia dimasukkan dalam ordo
Vampyromorphida, yang memiliki beberapa spesies tapi sudah punah.
[Gambas:Youtube] (ded/ded)