Jakarta, CNN Indonesia -- Norwegia akan menjadi negara pertama yang mematikan saluran radio FM dan menggantikannya dengan saluran digital. Ada alasan kuat di balik aturan baru itu.
Terhitung mulai 11 Januari 2017 Norwegia akan memutus semua dukungan perangkat terhadap siaran radio berbasis FM. Padahal radio jenis ini masih banyak digunakan di berbagai negara, termasuk Indonesia. (Baca:
Norwegia Negara Pertama yang 'Matikan' Radio FM)
Sebagai gantinya otoritas Norwegia akan menggunakan radio jenis Digital Audio Broadcasting (DAB), atau yang tenar disebut radio digital atau radio online.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menteri Budaya Norwegia, Thorhild Widvey menganggap siaran berbasis FM sudah tidak menguntungkan. Siaran FM membutuhkan biaya operasional yang tinggi, tapi kualitas suaranya lebih rendah dibanding siaran digital. Begitu juga soal fitur dan dukungan.
"Para pendengar akan bisa mengakses konten radio yang lebih beragam, lengkap dengan kualitas suara dan fungsi baru yang jauh lebih baik,” kata Widvey kepada CNN, saat memutuskan untuk beralih ke radio DAB.
DAB sendiri bukanlah hal baru. Teknologi ini sudah diperkenalkan sejak 1981 oleh konsorsium penyiaran Eropa di Institut für Rundfunktechnik
(IRT). Radio jenis ini memang punya cara berbeda untuk menyampaikan suara.
DAB bekerja dengan menggabungkan sejumlah data atau audio ke dalam satu kanal broadcast. Sebelum dikirim, audio tersebut juga sudah melewati sistem kompresi suara dengan algoritma tertentu.
Dengan teknik tersebut suara yang dihasilkan radio digital jelas lebih jernih ketimbang radio FM, meskipun kedua hanya mendukung suara stereo.
Radio digital juga punya fungsi yang lebih beragam. Pengguna tidak hanya bisa mendengarkan suara, tapi juga atribut lainnya seperti informasi lagu, kondisi lalu lintas atau cuaca, serta informasi ringan lainnya yang bisa disampaikan melalui Dynamic Label Segment (DLS).
Selain itu biaya untuk pemancar, infrastuktur serta konsumsi daya radio digital dipercaya jauh lebih baik dari radio FM. Norwegia memperkirakan saluran DAB bisa menghemat hingga US$ 25 juta atau sekitar Rp 322 miliar.
Saluran DAB sebetulnya sudah tersedia di Norwegia sejak tahun 1995. DAB plus adalah bentuk yang sudah diperbarui dari DAB dan sudah bisa dinikmati sejak 2007. Widvey mengatakan, nantinya akan menjadi hak dari penyiar radio untuk memiliki antara transmisi DAB atau DAB plus.
Sejumlah negara lain di Eropa dan Asia Tenggara kabarnya juga telah mempertimbangkan siaran radio FM ke DAB, namun belum ada yang mengkonfirmasi lebih lanjut.
(eno/eno)