Tanpa Selfie, Bukan Berarti Kamera Saku Bakal Mati

Hani Nur Fajrina | CNN Indonesia
Rabu, 13 Mei 2015 18:12 WIB
Salah satu penyebab kamera saku kian ditinggalkan adalah, fungsinya yang amat terbatas dibanding kamera ponsel. Seperti kemampuan mengambil foto diri.
Ponsel yang semakin banyak digunakan untuk mengambil foto selfie (Antara/Wahyu Putro A)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pasar ponsel pintar yang semakin berkembang dari tahun ke tahun memang tak dapat terelakkan lantaran jumlah penggunanya yang juga membludak. Salah satu akar penyebabnya adalah fitur yang ditawarkan, yakni teknologi dual kamera canggih.

Tak ada yang menyangka bahwa pasar ponsel pintar bakal memberi dampak begitu besar terhadap penjualan kamera saku. Division Manager Canon Image Communication Product, Sintra Wong mengungkapkan, penjualan kamera saku murah telah mengalami penurunan.

Apakah ini menjadi pertanda bahwa keberadaan kamera saku lambat laun akan sirna atau 'punah'?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebetulnya untuk sekarang belum bisa prediksi ke depannya akan seperti apa karena untuk penjualan produk kamera saku premium masih normal, bahkan meningkat," tutur Sintra kepada CNN Indonesia, Rabu (13/5).
Kamera saku yang harganya relatif murah berkisar Rp 1 juta dan di bawahnya. Contoh kamera saku murah keluaran Canon adalah Powershot seri A, sementara produk premiumnya adalah Canon Powershot seri SX dan J.

Sintra menjabarkan, kamera saku murah sudah mulai ditinggal lantaran teknologi kamera pada ponsel pintar sudah semakin canggih. Ditambah, kini semua orang bisa foto diri sendiri atau selfie dengan kamera depan.

"Iya, sulit kalau mau selfie pakai kamera saku," kelakar Sintra, "walau begitu, ada sisi lain dari fenomena ponsel pintar yang begitu laris."

Dari penuturan Sintra, para produsen ponsel seakan mengerahkan segala upaya untuk membuat kamera seapik mungkin. Tapi, menurutnya, mau sebagus apapun kualitas kamera ponsel belum tentu hasilnya memuaskan seperti hasil jepretan kamera pada umumnya.

"Yang ada ponsel itu kian melambung harganya. Padahal kalau dilihat dari kemampuan, tentu masih kalah jauh dari sebuah kamera," lanjut Sintra.

Contoh kecilnya, kamera ponsel tidak bisa melakukan zooming sebanyak kamera saku. Untuk kualitas gambar, kamera ponsel dinilai masih harus mengandalkan kadar cahaya yang baik agar hasilnya memukau.

Itulah yang menjadi alasan para konsumen yang masih rela membeli kamera saku premium. Mereka adalah pembeli yang paham soal kualitas dan tak hanya mengandalkan ponsel pintar.

"Saya akui teknologi kamera ponsel memang gila-gilaan, karena seakan ingin mengejar 'jatah' pasar kamera. Walau fiturnya serba canggih, kemampuannya masih tetap terbatas ketimbang kamera," tutup Sintra.

(eno)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER