Jakarta, CNN Indonesia -- Merokok ganja sering dianggap dapat meningkatkan nafsu makan, sekaligus membuat seseorang makan banyak. Asumsi ini memaksa para peneliti untuk menguji apa benar merokok ganja bakal meningkat berat badannya dari waktu ke waktu.
Para peneliti melihat data amak muda yang ketika berusia 12 sampai 13 tahun tercatat sudah ketergantungan nikotin. Ketika mereka mencapai usia 20 tahun, sebanyak 271 laki-laki dan 319 perempuan ditanya apakah mereka telah merokok ganja pada tahun lalu. Jika iya, seberapa sering mereka merokok ganja? Para peneliti juga melacak indeks massa tubuh para responden dan ukuran pinggang sejak mereka usia 17 sampai 24 tahun.
Dari penelitian ini ditemukan, di antara orang-orang dalam studi yang merokok ganja secara teratur tetapi tidak merokok tembakau, semakin sering mereka mengisap ganja, maka semakin berat badan mereka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga:
Vancouver, Kota Kanada Pertama yang Legalkan Bisnis GanjaMisalnya, di antara orang-orang dalam studi yang tidak merokok, mereka yang merokok ganja setiap hari memiliki badan lebih berat dari rata-rata orang yang mengisap ganja mingguan.
"Temuan utama penelitian kami menunjukan bahwa pemakaian Cannabis dalam jangka panjang memengaruhi kenaikan berat badan," kata salah seorang penulis studi Didier Jutras Aswad, seorang profesor di University of Montreal, Kanada.
"Tetapi di atas itu semua, kami mencatat bahwa ada faktor-faktor tertentu drastis yang memodifikasi efek ini," termasuk jenis kelamin, tingkat penggunaan ganja, dan merokok, kata Jutras-Aswad.
Misalnya, responden studi ini yang merokok tembakau dan merokok ganja kenaikan berat badannya tidak lebih tinggi dibandingkan mereka yang merokok ganja tetapi tidak merokok tembakau.
Alasan utama adalah karena nikotin dalam rokok tembakau cenderung menurunkan nafsu makan seseorang, kata peneliti yang ikut dalam penelitian ini, Emily Dubé, mahasiswa pascasarjana University of Montreal.
Bagi perempuan yang merokok ganja dan tembakau tidak mendapat bobot badan yang lebih berat dari perempuan yang hanya merokok ganja.
Para peneliti belum tahu persis mengapa mungkin ada perbedaan efek merokok ganja dan rokok tembakau yang dapat memengaruhi berat laki-laki dan perempuan. Tetapi menurut Jutras-Aswad, efek ganja di otak mungkin berpengaruh ketika perempuan berada dalam siklus menstruasi.
Studi ini akan diterbitkan dalam jurnal Pharmacology Biochemistry and Behavior edisi Agustus 2015.
(adt/eno)