Jakarta, CNN Indonesia -- Tim ilmuwan menemukan fosil sperma yang diprakirakan berusia 50 juta tahun di dalam fosil kepompong ulat di Antarktika. Sperma yang dijadikan fosil tersebut diklaim sebagai yang tertua di dunia.
"Ini fosil aneh yang langka," ujar ahli paleontologi Benjamin Bomfleur di Swedih Museum of Natural History, mengutip situs
The New York Times.Fosil sperma ditemukan ketika para peneliti sedang mengambil sampel batuan dari Antartika untuk mencari sisa-sisa dari hewan kecil. Salah satu peneliti, Thomas Mors, menemukan fosil kepompong ulat yang ketika diteliti di sana banyak sel sperma yang terperangkap.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga:
Peneliti Temukan Dinosaurus 'Aneh' seperti PlatipusTim mengatakan sperma itu milik Annelida, kelompok hewan yang di dalamnya termasuk cacing tanah dan lintah.
Cacing tanah dan lintah diyakini melepaskan telur dan sperma ke dalam kepompong, lalu sperma terjebak dan ikut mengeras bersama kepompong.
"Melalui proses pembesaran, kami mengetahui bahwa struktur permukaan kecil ini memiliki bagian ekor yang terlihat seperti sel sperma," ujar Bomfleur.
Baca juga:
Cacing Monster Bertanduk, Hidup Jutaan Tahun Lalu di ChinaSetelah berkonsultasi dengan ilmuwan yang memelajari cacing dan kepompong, tim peneliti Bomfleur berani mengkonfirmasi bahwa temuan tersebut betul-betul sperma yang menjelma menjadi fosil.
Sel sperma tersebut menyerupai milik cacing udang modern dan hewan lain yang erat kaitannya dengan organisme air tawar.
Tim Bomfleur meyakini bahwa banyak fosil kepompong lainnya yang juga mengandung sperma dan bisa membantu mereka menggabungkan temuan baru mengenai evolusi sejarah cacing. Laporan temuan tersebut dipublikasikan di jurnal Biology Letters.
Baca juga:
Ditemukan, Nenek Moyang Buaya yang Berjalan Tegak (adt)