Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan teknologi Lenovo punya rencana besar mengintegrasikan bisnis perangkat
mobile miliknya dengan Motorola Mobility, namun divisi penelitian, pengembangan, dan desainnya akan tetap dipisahkan.
Penggabungan divisi perangkat mobile Lenovo dan Motorola akan dimulai dari rantai pasokan komponen, manufaktur, pemasaran, penjualan, sampai layanan purna jual.
Lenovo percaya diri pengintegrasian beberapa divisi ini akan membuat operasional perusahaan lebih efisien dalam mengelola multi merek. "Jadi di masa depan Anda bisa mengklaim atau memperbaiki ponsel Motorola di pusat layanan purna jual Lenovo," tutur Dillon.
Selanjutnya, Lenovo berencana menargetkan ponsel pintar merek Motorola untuk segmen pasar menengah dan premium. Sementara Lenovo akan mengincar pasar mainstrem, dalam arti segmen menengah ke bawah.
Dillon berkata saat ini perusahaan sedang mempertimbangkan strategi pemasaran atau promosi untuk membedakan antara Lenovo dan Motorola. Di masa depan, tak menutup kemungkinan sejumlah fitur canggih Motorola akan hadir di ponsel Lenovo.
Lenovo dalam waktu dekat ini akan memasarkan ponsel pintar Motorola di Indonesia, dimulai dari Nexus 6 dan Moto G. Mereka juga berencana menjual jam tangan pintar Moto 360 yang berbasis Android Wear.
Aksi korporasi Lenovo membeli Motorola Mobility dari Google diumumkan pada Januari 2014 senilai US$ 2.91 miliar, kemudian transaksi akuisisinya diselesaikan pada Oktober 2014.
Dalam kesepakatan ini, Google tidak memberikan 17.500 paten yang didapatkannya dari Motorola. Lenovo hanya mendapatkan 2.000 aset paten dan seluruh merek dagang Motorola Mobility. Google sendiri mengakuisisi Motorola Mobility pada tahun 2012 seharga US$ 12,5 miliar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(adt/tyo)