Jakarta, CNN Indonesia -- Phishing sendiri termasuk dalam tindak kriminal siber (cyber crime), yaitu bentuknya dengan cara menipu para netizen untuk melakukan motif pencurian uang, entah dari peretasan informasi pribadi si pengguna hingga peretasan akun jejaring sosial.
Territory Channel Manager Kaspersky Lab Indonesia, Dony Koesmandarin menjelaskan perbedaan mendasar antara aksi phishing dengan spam atau pesan sampah.
"Hal paling jelas, phishing itu termasuk bagian dari spam," katanya saat dijumpai CNN Indonesia di Jakarta, Selasa (29/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, phishing yang tersebar melalui pesan email sifatnya memang meluas seperti halnya spam. Bedanya, phishing berisi konten tautan atau link palsu yang sengaja mengarahkan ke alamat situs web tipuan untuk memeras si pengguna.
"Contoh, si pelaku mengirim spam yang niatnya memang phishing. Link yang mereka sertakan di dalam email itu akan mengarahkan pengguna ke alamat tiruan dari situs yang sudah terkenal seperti eBay, Paypal, bahkan Bank Mandiri," sambungnya lagi.
Dony mengatakan, biasanya aksi phishing memang menargetkan situs-situs yang sudah sangat besar agar calon korban tidak curiga.
"Selain melalui akun email, phishing juga bisa meracuni jejaring sosial. Jika di Home Facebook ada informasi tak jelas namun lengkap dengan tautan yang sekilas menarik, ya hati-hati, jangan diklik," tutur Dony.
Menurutnya, penggunaan password pada jejaring sosial juga bisa diretas. Tindakan phishing, Dony menjelaskan, cenderung memanfaatkan akun korban untuk mendekati orang-orang di sekitarnya demi memeras mereka.
"Yang jelas motifnya itu untuk meminta uang," katanya.
 caption-here.. |
Namun meski terdengar berbahaya, serangan phishing sebenarnya bisa diantisipasi dengan mudah, hanya dibutuhkan sedikit ketelitian untuk mengetahui mana tipuan mana yang bukan.
"Di Indonesia phishing baru mulai marak, beda dengan pengalaman di negara-negara lain. Cuma, tetap harus ditingkatkan self-awarenessnya. Bisa dimulai dari langkah kecil, seperti penggunaan password yang tak main-main," sambung Dony.
Soal password, Dony menceritakan memang masih banyak yang acuh tak acuh untuk memasukan kata sandi yang asal-asalan seperti sekadar tanggal lahir, nama diri sendiri, hingga angka-angka sebatas 12345.
"Itu hal sederhana, namun dampaknya cukup berbahaya bagi aktivitas para hacker. Tanpa kita sadari, mereka memantau kebiasaan kita," ujarnya.
(eno)