Jakarta, CNN Indonesia -- Kelompok mahasiswa dari ETH Zurich, Swiss sedang mempersiapkan penerbangan pesawat tenaga surya ke hutan hujan Amazon di Amerika Selatan.
Pesawat tenaga surya nirawak yang diberi nama AtlantikSolar ini dirancang oleh tim mahasiswa jurusan teknis untuk penerbangan sejauh 402 kilometer selama 12 jam, seiring ia memanfaatkan daya dari sinar Matahari.
Situs NBC News mewartakan, pada sayapnya yang memiliki bobot 6,8 kilogram itu akan disematkan oleh sejumlah kamera dan sensor pemantau atmosfer.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Philipp Oettershagen, salah satu anggota kelompok perakit AtlantikSolar, menyatakan bahwa konsep pesawat tenaga surya ini relatif sederhana.
"Secara umum ia sangat sederhana. Dilengkapi baterai yang hemat energi dan modul tenaga surya, keseluruhan konsep adalah soal baterai yang bisa diisi ulang pada siang hari dan mendapat pasokan energi di malam hari," ujarnya.
AtlantikSolar diklaim telah memecahkan rekor dunia pada Juli lalu sebagai pesawat ringan yang terbang tanpa henti selama empat hari tiga malam di Zurich. Kala itu AtlantikSolar tak membawa muatan apapun.
Penerbangan tersebut juga dianggap sebagai perjalanan terlama dengan daya tahan di ketinggian tendah dan tercatat sebagai penerbangan terlama kedua yang pernah dilakukan oleh kendaraan udara nirawak (Unmanned Aerial Vehicle/UAV).
Tak hanya itu, rekor AtlantikSolar itu juga dianggap sebagai penerbangan terlama urutan lima yang pernah dicapai oleh pesawat terbang, baik dengan awak atau tanpa awak.
(ded/ded)