Nama YouTube Red Diolok-olok karena Mirip Situs Porno

Hani Nur Fajrina | CNN Indonesia
Jumat, 23 Okt 2015 10:48 WIB
Banyak netizen mengolok-olok nama YouTube Red lantaran dianggap mirip dengan salah satu situs porno terbesar di Amerika Serikat.
Jakarta, CNN Indonesia -- Layanan berbayar platform YouTube yang dirilis Google diberi nama YouTube Red. Keuntungan berlangganan layanan ini adalah pengguna bisa mengakses semua video tanpa iklan. Namun YouTube Red sedikit 'tersandung' soal pornografi.

Bukan persoalan konten pornografi yang disuguhkan di dalam layanan ini, melainkan lelucon yang datang dari netizen soal nama yang dipakai. YouTube Red mengingatkan mereka kepada salah satu situs pornografi besar.

Seorang analis internet ternama, Mark Mahaney mengatakan bahwa nama YouTube Red cukup menarik perhatian para investor, namun lebih kepada dijadikan lelucon lucu-lucuan. "YouTube Red (No, Not Red Tube)," begitu ucap orang-orang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Mengutip situs Business Insider, walau nama YouTube Red menjadi mudah diingat, penarik perhatian, dan hal tersebut termasuk awalan baik, Mahaney menyatakan kemungkinan perusahaan belum bisa meraup banyak uang dalam jangka pendek. Mengapa?

Menurutnya, kemiripan nama YouTube Red dengan situs porno besar itu mampu membuat pusing para netizen, belum lagi rasa canggung mereka saat sedang berselancar di browser.

Seorang pewarta dari New York Times melalui akun Twitternya @MikeIsaac sempat berkicau, "tampaknya tidak nyaman, hampir mirip dengan 'Red Tube'."

Netizen lain di Twitter juga menyadari kemiripan ini. Pengguna bernama Molly di akunnya mempublikasikan pendapatnya.

"Saya bisa membayangkan orang ketahuan mengakses situs porno itu dan langsung canggung sambil bilang, 'yang saya maksud adalah mengetik URL YouTube Red. Oops'," tulis nama pengguna @Foxtrot44 itu.

Sementara akun Twitter @Nash076 juga nge-tweet yang cenderung mengkritik Google.

"Saat saya dengar 'YouTube Red', saya langsung menghubungkannya dengan situs porno itu. Saya yakin Google tidak memikirkan sampai ke arah sana," tulisnya.

Sejauh ini, Google sebagai induk perusahaan YouTube tidak pernah menunjukan sikap bertentangan terhadap kemiripan nama YouTube Red dengan situs porno tersebut.

Layanan YouTube Red mulai bisa dinikmati pada 28 Oktober mendatang. Perusahaan mematok harga US$ 9,99 per bulan untuk akses video bebas iklan.

Jika pengguna mendaftar melalui perangkat iOS, YouTube Red akan dihargai lebih mahal, yaitu US$ 12,99 per bulan. Sementara para pengguna akun Google Play Music secara otomatis bisa langsung mengaksesnya.

Beberapa waktu lalu, tim Google Indonesia mengadakan jumpa pers dan diskusi mengenai konten YouTube yang efektif. Saat disinggung soal layanan berbayar YouTube ini, Head of Marketing Google Indonesia Veronica Utami mengaku masih belum tahu kepastiannya.

"Kami masih belum tahu apakah layanan berbayar YouTube akan masuk Indonesia atau tidak," begitu komentarnya.

(eno)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER