Manusia Mulai Menerima Robot Sebagai Rekan Kerja

Hani Nur Fajrina | CNN Indonesia
Minggu, 25 Okt 2015 06:00 WIB
Sebanyak 56 orang diundang untuk menghabiskan waktu dengan robot humanoid bernama iCub, mereka diminta berinteraksi layaknya manusia.
Sebanyak 56 orang diundang untuk menghabiskan waktu dengan robot humanoid bernama iCub, mereka diminta berinteraksi layaknya manusia. (Reuters/Lucas Jackson TPX IMAGES OF THE DAY)
Jakarta, CNN Indonesia -- Seberapa jauh kepercayaan manusia terhadap robot? Hal ini dianggap penting sebab keberadaan robot kian hari semakin lumrah dan posisinya sudah 'sejajar' dengan manusia, alias menjadi rekan kerja.

Bertempat di Institute for Intelligent Systems and Robotics di Paris, sebanyak 56 orang diundang untuk menghabiskan waktu dengan robot humanoid bernama iCub. Tujuannya agar memahami tingkat kepercayaan manusia terhadap robot.

Dari situs Newscientist, pimpinan penelitian Serena Ivaldi mengatakan bahwa penting sifatnya mengenai kerja sama yang dibina antara manusia dan robot, khususnya di dunia kerja. Robot perlu diperlakukan sebagai "mitra mesin", begitu menurut Ivaldi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami ingin menguji coba apakah orang-orang sudah siap untuk mempercayai robot," ujar Ivaldi.

Tim peneliti pun merancang sesi tanya jawab untuk para responden dan robot iCub seputar hal pekerjaan, seperti "manakah objek yang paling berat?" atau "manakah barang yang lebih baik dikemas di saat hujan?".
Yang mengejutkan Ivaldi adalah, sebagian responden mulai berbicara kepada iCub seakan ia adalah manusia sungguhan, dengan upaya untuk meyakinkan mereka untuk memahami sisi manusia.

Sejumlah responden juga mengubah jawaban mereka setelah mendengar respon dari robot iCub. Sekitar 13 di antaranya cenderung langsung paham dengan apa jawaban iCub, sementara tiga sampai empat responden mengaku masih meragukan tingkat pemahaman si robot sehingga menganggap bahwa iCub masih jauh dari peran 'pemegang kendali'.

Menurut Aaron Steinfield dari Carnegie Mellon University, Pennsylvania, orang-orang bersikap berbeda ketika berada di sekitar robot otonom ketimbang saat sedang berinteraksi dengan komputer dan mesin lainnya. Hal ini, menurutnya, kemungkinan karena manusia tahu bahwa robot memiliki tingkat kecerdasan sendiri.
Steinfield juga sempat mengamati cara manusia mengontrol robot di dalam pekerjaan. Mereka sebenarnya sudah mulai percaya bahwa para robot kini sudah dirancang agar menjadi pintar dan membantu manusia.

Sejauh ini, Steinfield menjelaskan, masih banyak yang memasang mode robot secara otomatis daripada dibiarkan manual.

Jadi menurut pandangan para peneliti, robot memang perlu diberi asupan percaya diri dalam menjalankan tugasnya, agar orang-orang lama-lama bisa melihat secara jelas bahwa mereka mampu berguna di dalam pekerjaan.

Ivaldi berpendapat, dengan cara ini manusia dengan sendirinya juga bisa mempercayai 'kaum' robot -- bahkan kemungkinan melakukan pekerjaan yang hasilnya jauh lebih baik ketimbang manusia.

"Robot yang bisa diandalkan akan menumbuhkan rasa kepercayaan, dan memang sudah seharusnya seperti itu," kata Steinfield.

(trisno heriyanto)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER