BlackBerry Angkat Kaki dari Pakistan
Trisno Heriyanto | CNN Indonesia
Senin, 30 Nov 2015 16:06 WIB
Jakarta, CNN Indonesia -- BlackBerry memastikan bahwa mereka akan keluar dari Pakistan. Ini merupakan respons atas permintaan pemerintah setempat yang sejak Juli 2015 meminta agar bisa mengakses data pengguna BlackBerry.
Beberapa bulan lalu Kementerian Dalam Negeri Pakistan sudah mengirimkan perintah melalui Pakistan Telecommunication Authority (PTA), untuk melarang para perusahaan telekomunikasi menawarkan layanan BES.
Alasan utama larangan tersebut adalah soal isu keamanan. Pemerintah Pakistan khawatir seluruh pesan yang dikirim melalui BES bisa dilacak oleh pihak yang tak berhak. Tapi di sisi lain Pakistan juga merasa tidak punya kuasa atas enkripsi BES.
Saat itu BlackBerry masih bergeming dengan permintaan tersebut, namun akhirnya produsen asal Kanada ini merespon dengan memilih mundur ketimbang membuka akses untuk pemerintah Pakistan.
“Pemerintah Pakistan ingin memantau semua trafik layanan BES, termasuk email dan BBM. BlackBerry tidak bisa mengizinkan itu, dan ini sudah kami katakan berulang kali,” tulis COO BlackBerry Marty Beard melalui blog perusahaan.
BlackBerry juga menganggap alasan keamanan yang dilontarkan Pakistan tidak masuk akal. “Kami akan senang sekali membantu pemerintah untuk melacak kegiatan kriminal. Tapi tidak dengan membuka semua informasi pelanggan BES kami,” lanjut Beard.
Negosiasi antara BlackBerry dan Pakistan sejatinya sudah berlangsung lama, dan keduanya pun tampaknya tidak pernah mencapai kata sepakat.
“Pakistan membuat kami tidak memiliki pilihan lain selain angkat kaki,” tegas Beard.
Di Pakistan jumlah pengguna BES memang tak terlalu banyak, sekitar 4.000 sampai 5.000 pengguna, jadi keputusan BlackBerry tampaknya tidak akan berpengaruh besar terhadap bisnis mereka keseluruhan.
BES sendiri merupakan salah satu layanan email yang diunggulkan BlackBerry karena sistem keamanan yang baik. Setiap pesan yang masuk atau keluar, akan dienkripsi terlebih dahulu oleh server BlackBerry.
Cara ini diklaim sangat aman, karena hanya pengirim dan penerima saja yang bisa membaca isi email. Sementara untuk seluruh jalur email akan diamankan oleh sistem BlackBerry. Sayangnya, tak semua pihak menerima hal itu.
(eno)
Beberapa bulan lalu Kementerian Dalam Negeri Pakistan sudah mengirimkan perintah melalui Pakistan Telecommunication Authority (PTA), untuk melarang para perusahaan telekomunikasi menawarkan layanan BES.
Alasan utama larangan tersebut adalah soal isu keamanan. Pemerintah Pakistan khawatir seluruh pesan yang dikirim melalui BES bisa dilacak oleh pihak yang tak berhak. Tapi di sisi lain Pakistan juga merasa tidak punya kuasa atas enkripsi BES.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat itu BlackBerry masih bergeming dengan permintaan tersebut, namun akhirnya produsen asal Kanada ini merespon dengan memilih mundur ketimbang membuka akses untuk pemerintah Pakistan.
“Pemerintah Pakistan ingin memantau semua trafik layanan BES, termasuk email dan BBM. BlackBerry tidak bisa mengizinkan itu, dan ini sudah kami katakan berulang kali,” tulis COO BlackBerry Marty Beard melalui blog perusahaan.
 |
Negosiasi antara BlackBerry dan Pakistan sejatinya sudah berlangsung lama, dan keduanya pun tampaknya tidak pernah mencapai kata sepakat.
“Pakistan membuat kami tidak memiliki pilihan lain selain angkat kaki,” tegas Beard.
Di Pakistan jumlah pengguna BES memang tak terlalu banyak, sekitar 4.000 sampai 5.000 pengguna, jadi keputusan BlackBerry tampaknya tidak akan berpengaruh besar terhadap bisnis mereka keseluruhan.
BES sendiri merupakan salah satu layanan email yang diunggulkan BlackBerry karena sistem keamanan yang baik. Setiap pesan yang masuk atau keluar, akan dienkripsi terlebih dahulu oleh server BlackBerry.
Cara ini diklaim sangat aman, karena hanya pengirim dan penerima saja yang bisa membaca isi email. Sementara untuk seluruh jalur email akan diamankan oleh sistem BlackBerry. Sayangnya, tak semua pihak menerima hal itu.
(eno)
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL
TERKAIT
TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK