Jakarta, CNN Indonesia -- Belum lama Apple melepas duo iPhone 6s dan 6s Plus di India dengan harga termahal, perusahaan memutuskan untuk memangkas harga kedua produk bongsor ini.
Apabila dibandingkan Amerika Serikat dan sejumlah negara di Eropa, India sempat disebut-sebut menjadi negara dengan penjualan iPhone 6s dan 6s Plus termahal. Tak bertahan lama, Apple akhirnya memangkas harga dua iPhone terbaru itu hingga 16 persen.
Economic Times mewartakan, kini iPhone 6s kapasitas 16GB dibanderol mulai US$ 784 sampai US$ 830 (Rp 10,7 juta - Rp 11,3 juta). Sementara harga awalnya mencapai Rp 12 jutaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yang jelas, potongan harga ini berlaku untuk semua model dan kapasitas memori dari kedua iPhone.
Sebagai perbandingan, warga Amerika Serikat bisa membeli iPhone 6s 16GB 'hanya' US$ 649 atau Rp 8,8 juta. Di belahan Australia bisa didapatkan seharga AU$ 1.079 atau sekitar Rp 10,7 juta dan di Inggris dibanderol 540 poundsterling atau setara Rp 11,2 juta.
Belum lama ini Apple memutuskan untuk memangkas harga iPhone 5s. Berangkat dari alasan yang sama, pemotongan harga duo iPhone 6s dan 6s Plus ini juga sebagai tanggapan perusahaan dari turunnya permintaan konsumen sejak perilisan produk.
 REUTERS/Robert Galbraith |
Apple pun dinilai perlu lebih kompetitif dalam memasang harga di India, sebab Tanah Hindustan ini merupakan pasar ponsel pintar ketiga terbesar di dunia setelah China dan AS. Konsumen di India cenderung menggunakan ponsel dengan banderol di bawah US$ 300 seperti Xiaomi dan merk lokal Micromax.
"Apapun yang dihargai di atas 60 ribu rupee (sekitar Rp 12,5 juta) bisa dikatakan sulit untuk dicapai oleh para konsumen kelas menengah atas sekalipun," ucap direktur riset Counterpoint Research, Neil Shah beberapa waktu lalu.
 REUTERS/Robert Galbraith |
Kendati begitu, seorang analis dari Counterpoint Technology, Tarun Pathak meyakini bahwa pemangkasan harga iPhone 6s dan 6s Plus berpotensi mendorong minat konsumen India.
"Kini mereka (Apple) telah menyamaratakan harga, kita akan melihat penjualan berikutnya di kuartal depan, yang juga akan mempertahankan Apple di periodik yang lebih lemah, yakni sekitar Januari hingga September," ujar Pathak.
Pajak yang tinggi seringkali menjadi alasan utama dari harga elektronik yang menjadi meroket. Tercatat hingga kuartal ketiga 2015, Apple masih belum berada di lima besar teratas vendor ponsel pintar di India. Pihak IDC di satu sisi, memprediksi India akan 'dijajah' oleh vendor Amerika Serikat pada 2017 mendatang, salah satunya Apple sendiri.
(eno)