New York, CNN Indonesia -- Saat ini terdapat 140 perusahaan yang disebut dengan istilah
unicorn yaitu perusahaan swasta yang dihargai sebesar US$1 miliar atau lebih.
Jika penilaian harga perusahaan itu tidak benar, pegawai perusahaan-perusahaan itu lah yang justru rugi, bukan para eksekutif atau investornya.
Pembicaraan atas masalah ini menjadi ramai setelah satu artikel di harian
New York Times berisi pengungkapan satu perusahaan bernama Good Technology.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Belum berapa lama, perusahaan ini disebut-sebut bernilai US$1,1 miliar. Tetapi perusahaan ini dijual ke BlackBerry dengan harga hanya US$425 juta.
Para pegawainya pun akhirnya hanya memiliki saham bernilai sangat rendah.
Ini satu peringatan bagi seluruh
startup.
“Kecuali perusahaan beruntung, para pegawai pasti rugi,” ujar investor miliuner Mark Cuban di Twitter.
Di
Hacker News, satu situs berita dan ajang diskusi teknologi, lebih dari 250 komentar diunggah, sebagian besar berisi peringatan kepada mereka yang ingin bekerja di satu
startup.
Jangan Terlalu Napsu dengan OpsiSatu isu yang muncul adalah para pekerja merasa mereka bisa menerima gaji yang sedikit lebih rendah dengan imbalan opsi memiliki saham.
Hal ini berhasil baik jika perusahaan tempat mereka bekerja bisa melakukan penawaran perdana di bursa saham dengan nilai bagus atau dibeli dengan harga tinggi.
Tetapi dari satu keberhasilan seperti Facebook, banyak sekali yang juga gagal.
“Saya melihat begitu banyak teman yang menderita kerugian dalam berbagai cara karena mereka yakin akan segera kaya raya,” tulis nemo44x.
Nemo44x menulis, satu temannya memilih untuk tetap bertahan di satu perusahaan yang menawarkan opsi memiliki saham daripada mendapatkan uang tunai.
“Apakah tidak sadar bahwa satu perusahaan yang tidak bisa memberi uang tunai tetapi menawarkan satu kompensasi yang sulit terwujud sebagai opsi sebenarnya sedang dalam kesulitan?”
Nasib Opsi jika Pindah KerjaSeorang penulis membicarakan apa yang terjadi dengan opsi kepemilikan saham jika keluar dari perusahaan.
Biasanya pekerja memiliki waktu 90 hari untuk memanfaatkan opsi saham. Hal ini akan berhasil jika pegawai ini segera menukar saham itu dengan uang tunai. Tetapi banyak risiko jika pegawai itu tidak memikirkan uang tunai dan mempertahankan saham tersebut.
“Jangan membayar pajak atau memanfaatkan opsi itu lebih cepat untuk meningkatkan keuntungan jika keluar. Hal itu tidak masuk akal - pertahankan opsi itu sebagai opsi,” kata tomasien.
Pencarian Dana Besar-besaran dan Nilai PerusahaanSetiap minggu selalu ada berita mengenai
startup yang berhasil mendapatkan kucuran dana sangat besar karena nilai perusahaan yang tinggi.
Sebenarnya, para investor telah merudingkan persyaratan-persyaratan yang akan membuat mereka tidak akan kehilangan investasi dengan mudah, bahkan jika nilai perusahaan itu salah.
“Sebagai pemegang saham biasa, pekerja harus tahu bahwa mereka menjadi pihak terakhir yang dibayar, itu pun jika dibayar, karena tidak banyak perusahaan yang bisa memenuhi ekspektasi
unicorn,” tulis seanconaty.
Banyak Bos tidak KompetenBanyak pihak sependapat bahwa sesorang harus percaya pada tim pendiri satu startup.
“Banyak cerita mengenai pendiri yang sama sekali tidak kompeten dan/atau korup dan benar-benar tidak perduli dengan pegawai,” tulis pc86.
Satu pemberi komentar bernama throwaway123 menambahkan: “Jauh lebih baik bagi pekerja yang bukan pendiri untuk berkarir di perusahaan-perusahaan besar yang sudah mantap.
Sumber:
https://money.cnn.com/2015/12/24/technology/unicorn-tech-workers/index.html?iid=Lead
(yns/yns)