Jakarta, CNN Indonesia -- Ini bukan ponsel biasa, karena bagian depan dan belakangnya punya layar sentuh dengan fungsi berbeda. YotaPhone 2, memang unik.
Layaknya sebuah ponsel Android kebanyakan, YotaPhone 2 datang dengan tiga tombol fisik (volume up, volume down, dan power), port audio, port microUSB 2.0, dan bodi yang agak besar.
Namun ada satu hal yang membuatnya sangat istimewa dan berbeda dari ponsel Android lainnya, yakni keberadaan layar pada bagian belakangnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun tak seperti layar depan yang memiliki dimensi 5 inci dengan resolusi Full HD, dimensi layar belakangnya lebih kecil, yakni 4,7 inci dengan resolusi 540 x 960. Berbekal layar yang tidak terlalu lebar dan bezel yang cukup tipis, YotaPhone 2 cukup nyaman untuk digenggam.
Layar belakang ini bukan LCD biasa, melainkan jenis layar e-paper monochrome, dan layar kedua ini tidak dirancang untuk melakukan berbagai hal yang biasa umumnya dilakukan pada ponsel pintar, melainkan sebatas membaca e-book atau melihat notifikasi tanpa menguras energi.
 Layar belakang YotaPhone 2 yang unik (CNN Indonesia/Aqmal Maulana) |
Layar Hitam Putih yang Multi FungsiMeski dirancang untuk membaca e-book, layar kedua YotaPhone 2 tak hanya dapat digunakan untuk keperluan itu saja, tapi bisa dipakai untuk membalas SMS, melakukan panggilan telepon, melihat notifikasi, membalas e-mail, bahkan berfoto selfie.
Fungsi pada layar utama juga bisa dipindahkan ke layar kedua. Dengan begitu, pengguna dapat melakukan berbagai macam hal seperti dalam keadaan normal. Sayangnya, layar e-paper membuatnya tidak seresponsif layar utama dan warnanya hanya hitam putih. Hal ini membuat pengguna harus membiasakan diri terlebih dahulu untuk menggunakannya.
Layaknya pada saat posisi siaga, di layar kedua ini juga terdapat berbagai widget yang ditampilkan. Seperti jam, tanggal, dan informasi cuaca. Jika bosan dengan widget atau tampilan wallpaper yang itu-itu saja, pengguna dapat mengkostumisasinya melalui aplikasi YotaHub yang hadir secara pre-install.
 Isi dalam paket penjualan YotaPhone 2 (CNN Indonesia/Aqmal Maulana) |
Android yang OptimalJika dilihat dari antarmukanya, memang tak ada yang istimewa, bahkan cenderung masih mengandalkan versi orisinil dari Android Lollipop 5.0.
Tapi di balik tampilannya yang biasa-biasa saja, Yota berhasil mengoptimalisasi Android untuk ponsel ini. Ini terlihat dari transisi antar layar yang sangat mulus, penggunaan konsumsi energi baterai yang optimal, dan panas yang dihasilkannya pun tergolong rendah meski pada saat digunakan untuk bermain game.
Untuk menekan konsumsi energi baterai, terdapat fitur YotaEnergy yang mampu menonaktifkan berbagai konektivitas seperti Bluetooth, Wi-Fi, GPS, mobile data, NFC, dan sinkronisasi data. Bagian yang terpentingnya, fitur ini mampu membatasi frekuensi CPU. Pasalnya, CPU merupakan salah satu komponen yang membuat baterai cepat habis.
Integrasi antara YotaEnergy dengan perangkat keras yang ada terbilang cukup baik, sehingga pengguna tidak perlu lagi menginstall aplikasi tambahan untuk membuat baterai lebih irit.
PerformaBerbekal chipset Snapdragon 801, prosesor quad-core Krait 400 berkecepatan 2,3 GHz, RAM 2 GB, dan GPU Adreno 330, performanya cukup memuaskan. Game 3D seperti Asphalt 8: Airborne masih dapat berjalan sangat mulus pada konfigurasi high.
Ketika diuji dengan menggunakan aplikasi AnTuTu, skor yang dihasilkan adalah 43.931. Sementara pada pengujian Quadrant mendapatkan skor 22.972.
 Hasil benchmark YotaPhone 2 |
Kemampuan mengolah objek 3D pun cukup baik. Pada pengujian 3DMark Ice Storm (Unlimited), YotaPhone 2 berhasil memeroleh 15.896 poin dan 1.036 poin untuk pengujian 3DMark Sling Shot ES 3.0.
Untuk kebutuhan sehari-hari seperti membuka media sosial, menonton video, menggunakan aplikasi chatting seperti WhatsApp, BBM, dan Line, dapat ditampilkan dengan responsif meski dalam keadaan multitasking.
 Antarmuka layar belakang YotaPhone 2 |
Aplikasi Tambahan yang UnikWalaupun kebanyakan aplikasi yang ada merupakan bawaan dari stock ROM Google, Yota menambahkan aplikasi yang cukup unik seperti YotaNotes, YotaReader, YotaFit, dan YotaSports. Pasalnya, keempat aplikasi tersebut dapat terintegrasi dengan layar belakang.
Layaknya aplikasi catatan lainnya, pengguna dapat menyimpan catatan berbentuk teks, list, foto, suara, atau reminder melalui YotaNotes. Hanya saja, catatan yang sudah pengguna melalui aplikasi tersebut dapat ditampilkan pada layar depan atau belakang.
Sesuai namanya, aplikasi YotaReader dapat digunakan untuk membaca e-book. Tak hanya sekadar itu, pengguna juga dapat mengubah jenis dan besarnya huruf, dan menggunakan teks sebagai quotation.
Fitur Go To juga tersedia untuk berpindah halaman dengan mudah. Hampir seluruh fitur yang ada juga dapat dilakukan dengan layar belakangnya.
 Antarmuka YotaPhone 2 |
Untuk pengguna yang senang fitness, aplikasi YotaFit dapat dimanfaatkan sebagai asisten pribadi untuk menghitung jumlah langkah, jarak, dan kalori yang dibakar setiap harinya.
Sebelum menggunakannya, pengguna dapat mengatur target jarak dan langkah yang ditempuh serta rute yang ingin ditempuh. Agar dapat terintegrasi dengan layar belakang, pengguna dapat menambahkan widget fitness tracker melalui aplikasi YotaHub.
Gemar sepak bola atau ice hockey? Aplikasi YotaSports dapat menyajikan jadwal dan hasil pertandingan baik yang sedang berlangsung maupun yang sudah selesai. Menariknya, pengguna dapat melihat detail pertandingan melalui layar belakangnya secara live sehingga tidak menghabiskan baterai.
Tak hanya aplikasi, Yota juga menyajikan empat game yang dapat dimainkan pada layar belakangnya, yakni 2048, Checkers, Chess, dan Sudoku.
KameraBerbeda dengan kebanyakan produsen ponsel yang memiliki aplikasi kamera sendiri, Yota justru memanfaatkan Google Camera untuk menangkap gambar layaknya Android One. Aplikasi ini memiliki lima mode pengambilan gambar, yakni Photo Sphere, Panorama, Lens Blur, Camera, dan Video.
Tak banyak konfigurasi yang dapat dilakukan untuk pengguna yang gemar foto manual. pengguna hanya dapat mengutak-atik konfigurasi eksposure manual, timer, grid, HDR, dan lampu flash.
Selebihnya, hanya resolusi dari output video atau foto yang dapat diubah. Jika ingin lebih, pengguna harus mengunduh aplikasi kamera lainnya melalui Google Play Store.
Meski bukan yang terbaik dikelasnya, hasil jepretan kamera belakang 8 MP terbilang memuaskan. Warna natural serta detail dari obyek yang difoto dapat ditampilkan dengan baik. Hanya saja, untuk kondisi rendah cahaya terlihat sedikit berbintik.
Kamera depan YotaPhone 2 nampaknya tidak dirancang untuk pengguna yang gemar selfie. Resolusi 2,1 MP hanya dapat menghasilkan kualitas foto yang pas-pasan dengan noise yang cukup tinggi.
Berikut beberapa hasil foto YotaPhone 2:
KesimpulanDatang dengan dua 'wajah' membuat ponsel asal Rusia ini memiliki ciri khas dan kelebihan tersendiri jika dibandingkan dengan berbagai gadget yang hadir di tanah air. Sayangnya, pengguna harus menebusnya dengan harga yang cukup tinggi yakni Rp 8,9 juta.
Dengan chipset Snapdragon 801 dan RAM 2 GB, harga jual yang ditawarkan terbilang tinggi. Terlebih untuk para pencinta Android yang mendewakan spesifikasi. Dengan kisaran harga yang sama, produsen gadget lainnya dapat menawarkan spesifikasi yang baru dengan performa yang lebih kencang.
Terlepas dari spesifikasi peranti yang dimilikinya, YotaPhone 2 memiliki performa yang kencang untuk kebutuhan sehari-hari dan bermain game 3D. Kamera yang dimilikinya pun dapat menghasilkan gambar yang cukup baik.
Spesifikasi YotaPhone 2: caption-here.. |
(eno)