Jepang Uji Coba Alat Pembayaran dengan Sidik Jari

CNN Indonesia
Senin, 11 Apr 2016 23:34 WIB
Nantinya warga dan juga wistawan yang berkunjung ke Tokyo, Jepang, tak perlu repot-repot harus membawa uang tunai dan
Ilustrasi (Justin Sullivan/Getty Images)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pertengahan tahun ini, pemerintah Jepang akan memulai pengujian sistem yang memungkinkan wisatawan asing untuk memverifikasi identitas mereka dan membeli barang dan jasa hanya dengan menggunakan sidik jari.

Hal ini dilakukan guna mencegah tindakan kriminal dan meringankan stres para wisatawan menjelang Olimpiade dan Paralympic Games yang akan digelar pada tahun 2020, di Tokyo. Pasalnya, sistem ini diharapkan bisa menghilangkan kebutuhan untuk membawa uang tunai atau kartu kredit bagi wisatawan.

Untuk melakukan percobaan sistem tersebut, pemerintah meletakkan 300 alat pemindai sidik jari yang tersebar di berbagai pusat wisata, seperti toko souvenir, restoran, hotel, dan lain-lain.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski mencoba menerapkan sistem fingerprint, paspor masih dibutuhkan saat turis melakukan check-in di hotel, sesuai dengan regulasi pemerintah setempat yang masih berlaku saat ini.

Dengan adanya percobaan ini, pemerintah berharap bisa mengevaluasi sistem tersebut secara menyeluruh sebelum nantinya akan benar-benar diterapkan.

Ke depannya, pemerintah Jepang juga akan menguji sistem sidik jari untuk menarik uang dari mesin ATM. Ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan keamanan dan mengurangi kasus penipuan transaksi dengan kartu curian.

Sebelumnya, pada Oktober 2015 lalu, sebuah taman di Nagasaki, Huis Ten Bosch sempat memperkenalkan sistem serupa dan melaporkan bahwa sistem bisa bekerja dengan baik.

"Sistem ini telah diterima dengan baik oleh pelanggan, termasuk oleh orang-orang yang membawa anak-anaknya karena bisa menyelamatkan mereka saat kesulitan untuk mengambil dompet," kata seorang juri bicara Huis Ten Bosch.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER