Guru di Magelang Mulai Terapkan Kelas Virtual

Aqmal Maulana | CNN Indonesia
Senin, 02 Mei 2016 17:00 WIB
Mengajar kini tak perlu melulu bertatap muka, hal ini dibuktikan oleh salah satu guru SD di Magelang.
(ki-ka) Eko Purwanto, Guru SDN Wonokerto Magelang, Endah Susanti dan Betty Sekarasih Hadi Yani, Guru SMAN 2 Playen Gunung Kidul, Moderator. (CNN Indonesia/Aqmal Maulana)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bagi Eko Purwanto, guru sejarah Sekolah Dasar Wonokerto, Magelang, mengajar bukan berarti harus selalu bertatap muka dengan para murid di kelas. Hal ini didukung juga oleh perkembangan teknologi dan konektivitas Internet.

Eko mengaku tak cuma sekali, atau dua kali memberikan pelajaran melalui video confrence, dalam hal ini ia menggunakan platform Skype dari Microsoft.

"Seperti yang saya lakukan, mengajar dari Borobudur langsung, kemudian pesertanya berada di sekolah yang berbeda-beda dan bisa mengakses dalam waktu yang sama," kata Eko.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Eko, ada beberapa keuntungan menerapkan kelas virtual, salah satunya bisa menunjukan objek yang saat itu tengah jadi fokus pembelajaran.

"Jadi saya mengajar langusung di situ, berkeliling-keliling menunjukkan penampilan candi tersebut secara langsung sehingga anak-anak lebih tertarik. Murid-murid bisa langsung tanya jawab juga," lanjutnya.

Hal serupa juga pernah ia lakukan saat berada di Budapest. Bahkan ketika di sana, ia mengajar di depan lebih banyak murid yang bisa ia hadapi dengan cara konvensional.

"Di Budapest itu pesertanya bukan hanya sekolah dasar, SMP juga ada. Jadi di sana itu saya menyampaikan tentang bagaimana keadaan hongaria," lanjutnya.

Momok soal Internet lemot di pinggir kota pun diakuinya tak jadi alasan. Dari aktivitasnya memmbuat kelas virtual, Eko mengaku hanya mengkonsumsi sekitar 5 GB data setiap bulan.

Nilai positif lain, bagi Eko, untuk para murid adalah, kelas virtual memberikan suasana baru mengajar yang lebih asyik. Tak melulu belajar dari buku namun bisa lebih interaktif dengan video.

"Jadi ketika pertama diterapkan, anak-anak sudah tertarik. Masing-masing murid tidak perlu datang ke objek yang sedang dipelajari, tetapi mereka langsung mendapatkan informasi yang dibutuhkan lewat tanya jawab langsung," tutupnya.

(eno)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER