Jakarta, CNN Indonesia -- Stasiun luar angkasa pertama milik China Tiangong-1 dilaporkan telah kehilangan kendali dan diprediksi bisa 'mati' sewaktu-waktu.
Tiangong-1 meluncur dari Bumi pada 2011 silam dan mengorbit di antariksa. Rencananya, badan antariksa China memang akan membawa Tiangong-1 turun dari angkasa menuju lautan di Bumi agar bisa hancur di sana.
Namun selintingan kabar yang bermula dari pengamat satelit amatir Thomas Dorman menyatakan, bahwa sebetulnya China sendiri sudah kehilangan kendali terhadap Tiangong-1.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dorman kepada
Space.com juga menambahkan, apabila keadaan kehilangan kontrol tersebut dibiarkan, maka Tiangong-1 bisa saja sewaktu-waktu hancur dengan sendirinya.
Lebih rinci, Dorman menjelaskan jika Tiangong-1 perlahan turun dari orbitnya dan masuk kembali ke atmosfer Bumi, stasiun antariksa itu bakal meledak dan hancur menjadi serpihan logam cair karena mengalami panas dari gesekan atmosfer.
"Jika saya benar, China akan mengulur waktu hingga
last minute untuk akhirnya memberi tahu dunia bahwa ada masalah yang menimpa stasiun luar angkasa mereka," ucap Dorman.
Ia melanjutkan, "serpihan Tiangong-1 bisa berdampak buruk jika jatuh di area berpenduduk. Kemungkinan kecil lainnya, puing tersebut bisa saja mendarat di lautan atau kawasan tak berpenghuni."
Hingga saat ini otoritas pemerintah China masih bungkam menyoal operasi Tiangong-1.
Tiangong-1 yang memiliki arti
Heavenly Palace atau Istana Surgawi awalnya bertujuan menjadi langkah pertama menuju terbentuknya ruang antariksa yang lebih luas di orbit Bumi pada 2020.
Namun badan antariksa China selama ini dikabarkan sedang memperbarui stasiun antariksa Tiangong-3 dan rencananya siap diluncurkan ke luar angkasa pada 2022 mendatang.
(adt)