Pokemon Go Segera Sambangi Asia, Tapi dengan Syarat

Aditya Panji | CNN Indonesia
Sabtu, 16 Jul 2016 17:08 WIB
Perusahaan Niantic di balik pengembangan Pokemon Go menjanjikan kehadiran game itu "relatif segera" di 200 negara lain.
Sekelompok pemuda di Korea Selatan bermain Pokemon Go di Sokcho, Korea Selatan, pada 15 Juli 2016. (Jean Chung / Getty Images)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan Niantic di balik pengembangan Pokemon Go menjanjikan kehadiran game itu "relatif segera" di 200 negara lain. Tetapi sebelum itu, Niantic berkata kepada Reuters, mereka sedang bekerja keras memperkuat kapasitas server Pokemon Go.

Memperkuat server menjadi syarat yang harus dilakukan Niantic agar Pokemon Go bisa menampung jumlah pengguna yang lebih besar, dan memastikan penggunanya mendapatkan pengalaman terbaik.

Pendiri dan CEO Niantic, John Hanke, sejauh ini masih menolak memberi waktu rinci peluncuran Pokemon Go ke negara lain.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pokemon Go secara resmi baru hadir di lima negara, meliputi Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru, Inggris dan Jerman. Namun, pengguna dari negara lain juga bisa memainkan game tersebut dengan cara mengunduh dari sumber toko aplikasi tidak resmi.

Pengguna yang tidak resmi ini membebani kapasitas server Pokemon Go yang digawangi Niantic, dan perusahaan tentu berusaha menjaga agar mereka tak kebanjiran trafik yang berpotensi melumpuhkan layanan.


Hanke menegaskan permainan akan segera hadir di Jepang, juga Korea Selatan, di mana pemakaian peta digital Google dibatasi karena masalah keamanan dengan Korea Utara.

Korea Selatan merupakan pasar game terbesar keempat di dunia setelah China, Amerika Serikat, dan Jepang, menurut perusahaan riset Newzoo yang berbasis di Amsterdam, Belanda.

Namun, sejauh ini Hanke masih bungkam soal potensi peluncuran di China. Dia berkata ada peraturan yang masih harus dipertimbangkan.

Pokemon Go mengusung model bisnis freemium, di mana aplikasi bebas untuh diunduh namun menyediakan konten digital yang bisa dibeli dalam aplikasi (in-app purchase).


Hanke, yang ahli dalam teknologi geospasial dan GPS, mengatakan perusahaannya sedang mempertimbangkan agar para pengguna dimungkinkan mensponsori sebuah lokasi di dunia nyata sebagai titik yang bakal didatangi para pemain Pokemon Go.

“Pihak ketiga bisa membayar ke kami untuk membuat sesuatu yang virtual pada lokasi pasti mereka. Ini adalah bujukan untuk mendorong pemain datang ke lokasi tersebut,” kata Hanke kepada Financial Times.

Mungkin saja, sebuah toko atau restoran yang mensponsori sebuah lokasi dibebankan “biaya per kunjungan,” mirip dengan “biaya per klik” pada iklan digital Google.

Langkah ini akan memberikan aliran pendapatan baru bagi Niantic, serta Nintendo dan Pokemon Company yang juga berada di belakang Pokemon Go. Selain itu, cara ini juga akan mengancam perusahaan Internet macam Groupon, LivingSocial, dan Foursquare, yang selama ini menyebarluaskan promosi berupa potongan harga atau kupon agar konsumen mendatangi sebuah toko atau restoran. (adt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER