Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah negara Teluk Arab seperti Kuwait dan Uni Emirat Arab pada Jumat (17/4) memperingatkan bahaya keamanan nasional jika pengguna memainkan game Pokemon Go.
Kementerian Dalam Negeri Kuwait, mengatakan, pengguna harus menahan diri untuk mengarahkan kamera ponsel saat menangkap Pokemon di lokasi penting seperti depan istana, masjid, fasilitas minyak, dan pangkalan militer.
Wakil Menteri Dalam Negeri Kuwait, Suleiman al-Fahd menegaskan, permainan ini berbahaya karena melibatkan pemanfaatan kamera dalam jarak yang dekat pada sebuah objek. Ponsel pintar pengguna disebutnya mentransfer gambar pada situs milik pihak ketiga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kementerian Dalam Negeri telah menginformasikan petugas keamanan untuk tidak mentoleransi kepada siapa saja pemain yang mendekati tempat terlarang, sengaja atau tidak," kata Fahd dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari Reuters.
Secara umum, Pokemon Go memang memanfaatkan teknologi peta digital dan GPS untuk menandai sebuah tempat sebagai Pokestop (tempat untuk mendapat peralatan menangkap dan melatih monster) juga Pokemon Gym (tempat untuk monster bertarung). Dengan teknologi yang sama game ini bisa mengetahui lokasi penggunanya.
Sementara fitur kamera ponsel bisa diaktifkan dalam modus augmented reality ketika sedang menangkap monster. Tapi, fitur ini masih mungkin untuk dimatikan sehingga pengguna tak memakai fitur kamera saat menangkap monster.
Saat ini Pokemon Go yang dikembangkan Niantic, Pokemon Company, dan Nintendo, baru hadir secara resmi di lima negara yaitu Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru, Jerman, dan Inggris. Ia dijanjikan hadir dalam waktu dekat di kawasan Asia.
Kendati belum hadir di kawasan Timur Tengah, Reuters melaporkan sudah ada warga di sana yang memainkan Pokemon Go dengan usaha mengunduh aplikasi dari sumber lain.
Regulator telekomunikasi Uni Emirat Arab, Telecommunications Regulatory Authority (TRA), mengimbau para warga untuk menunggu peluncuran resminya di negara itu agar terhindar dari tindakan "pelanggaran privasi pengguna."
"Penjahat siber bisa menyebar program jahat yang menyamar sebagai aplikas ini. Memakainya sebelum rilis di toko aplikasi, bisa merusak sistem operasi atau bisa juga memata-matai pemiliknya," tulis pernyataan resmi TRA.
Juru bicara kabinet Mesir telah mengatakan akan menyelidiki Pokemon Go dan berusaha untuk "meminimalkan bahaya dari permainan ini."
(adt)