Penjualan Galaxy Note 7 Terganjal Bahan Baku
Ervina Anggraini | CNN Indonesia
Kamis, 25 Agu 2016 09:06 WIB
Jakarta, CNN Indonesia -- Tingginya permintaan Galaxy Note 7 ternyata tidak melulu menjadi kabar baik bagi perusahaan. Akibat tingginya permintaan, Samsung diketahui sedang bermasalah dalam memenuhi kendala pasokan bahan baku.
Kendala ini berpotensi besar menurunkan potensi penjualan yang saat ini diklaim tengah tinggi.
Salah satu kendala utama yakni menampilkan lengkungan pada tepi layar ponsel. Sebenarnya seri Galaxy Note 7 bukanlah perangkat pintar pertama yang didesain dengan lengkungan pada tepi layar.
Sebelumnya, perusahaan asal Korea Selatan ini juga mengalami kendala pada produksi Galaxy S6. Penjualan Galaxy S6 diketahui mengecewakan dan tidak bisa mencapai target.
Kegagalan kali ini seakan menunjukkan jika Samsung tidak belajar dari kesalahan yang telah terjadi setahun silam. Sejumlah investor bahkan mengaku sempat khawatir saat Samsung memutuskan untuk mengusung tepian layar melengkung berukuran 5,7 inci.
Seperti dilansir Reuters, Samsung menyebut pre-order Galaxy Note 7 yang melampaui perkiraan tidak sebanding dengan stok pasokan bahan baku produksi.
Meski begitu, pihak perusaha memastikan akan berusaha meningkatkan angka produksi dalam waktu dekat.
Analis Nomura CW Chung mengatakan kendala pasokan seharusnya bukan menjadi risiko utama bagi perusahaan sekelas Samsung. Selain dikenal sebagai produsen ponsel, Samsung merupakan produsen untuk elemen-elemen kecil dalam ponsel seperti chipset dan display layar.
"Pasokan bahan baku seharusnya bukan kendala besar bagi Samsung, saya rasa ada hal lain yang disembunyikan perusahaan terkait dengan proses produksi dan penjualan," tulis Nomura.
Sejumlah analis memprediksi Galaxy Note 7 akan melampaui angka penjualan Galaxy Note 5 yang dirilis tahun lalu. Hingga kini Galaxy Note 7 diketahui telah resmi dipasarkan dengan sistem pemesanan awal (pre-order) di beberapa negara termasuk Indonesia.
Ponsel seharga Rp10,7 juta ini dibekali sensor mata (iris scanner), pemindai sidik jari (fingerprint scanner), dan pena digital yang lebih pintar. (evn)
Kendala ini berpotensi besar menurunkan potensi penjualan yang saat ini diklaim tengah tinggi.
Salah satu kendala utama yakni menampilkan lengkungan pada tepi layar ponsel. Sebenarnya seri Galaxy Note 7 bukanlah perangkat pintar pertama yang didesain dengan lengkungan pada tepi layar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, perusahaan asal Korea Selatan ini juga mengalami kendala pada produksi Galaxy S6. Penjualan Galaxy S6 diketahui mengecewakan dan tidak bisa mencapai target.
Kegagalan kali ini seakan menunjukkan jika Samsung tidak belajar dari kesalahan yang telah terjadi setahun silam. Sejumlah investor bahkan mengaku sempat khawatir saat Samsung memutuskan untuk mengusung tepian layar melengkung berukuran 5,7 inci.
Meski begitu, pihak perusaha memastikan akan berusaha meningkatkan angka produksi dalam waktu dekat.
Analis Nomura CW Chung mengatakan kendala pasokan seharusnya bukan menjadi risiko utama bagi perusahaan sekelas Samsung. Selain dikenal sebagai produsen ponsel, Samsung merupakan produsen untuk elemen-elemen kecil dalam ponsel seperti chipset dan display layar.
"Pasokan bahan baku seharusnya bukan kendala besar bagi Samsung, saya rasa ada hal lain yang disembunyikan perusahaan terkait dengan proses produksi dan penjualan," tulis Nomura.
Sejumlah analis memprediksi Galaxy Note 7 akan melampaui angka penjualan Galaxy Note 5 yang dirilis tahun lalu. Hingga kini Galaxy Note 7 diketahui telah resmi dipasarkan dengan sistem pemesanan awal (pre-order) di beberapa negara termasuk Indonesia.
Ponsel seharga Rp10,7 juta ini dibekali sensor mata (iris scanner), pemindai sidik jari (fingerprint scanner), dan pena digital yang lebih pintar. (evn)
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL
TERKAIT
TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK