Jakarta, CNN Indonesia -- China telah meluncurkan roket Long March 7 yang berisi stasiun ruang angkasa kedua pada Kamis (15/9) tepat pukul 10 malam waktu setempat.
Stasiun ruang angkasa Tiangong 2 meluncur tepat lima tahun setelah peluncuran Tiangong 1 pada September 2011. Stasiun baru menandai langkah maju China yang berambisi mengirim misi luar angkasa ke Mars di tahun-tahun mendatang.
Laporan yang dirilis
Xinhua menyebut peluncuran kali ini berlokasi di Pusat Peluncuran Satelit Jiuquan di tepi Gurun Gobi di China Utara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menyusul peluncuran kali ini, rencananya bulan depan sebuah pesawat ruang angkasa Shenzhou 11 berisi dua astronot akan mendarat di stasiun ruang angkasa yang baru untuk menetap selama sebulan.
Menurut
Associated Press, stasiun ruang angkasa Tiangong akan digunakan untuk sistem pengujian teknologi ruang angkasa dan melakukan eksperimen medis serta ruang angkasa.
Setibanya di sana, astronot akan melakukan penelitian terkait semburan sinar gamma dan fisika fluida. Selain itu juga menyangkut kemungkinan aktivitas bercocok tanam di ruang angkasa.
Menariknya dalam misi ini, Tiangong atau berarti "Istana Surgawi" akan membawa jam atom yang dapat mengkalkulasi waktu untuk membantu navigasi
mobile masa depan agar lebih akurat.
Misi ruang angkasa berawak China diawali pada tahun 2003. China menjadi negara ketiga setelah Rusia dan Amerika SErikat yang berhasil membangun stasiun ruang angkasa di Mars.
Mengutip
New York Times, China sempat mendapat penolakan untuk berpartisipasi di persatuan Stasiun Luar Angkasa Internasional. Hal tersebut terkait kekhawatiran Amerika atas isu keamanan yang melibatkan militer China.
Pemerintah China justru menjawab kekhawatiran tersebut dengan menjadikan program ruang angkasa sebagai prioritas dan menegaskan hal tersebut murni bersifat penelitian sipil.
Kurang dari sebulan lalu, China juga telah meluncurkan satelit kuantum pertama di dunia. Pemerintah mengatakan tujuan utama peluncuran satelit kuantum terkait dengan isu peretasan komunikasi yang sempat beredar.
Dalam jangka panjang,
BBC mencatat China menargetkan di tahun 2022 suda bisa menciptakan sebuah stasiun ruang angkasa berawak.
Sejauh ini Negeri Tirai Bambu tersebut berencana untuk mendaratkan rover di Mars pada tahun 2020. Target tersebut melihat keberhasilan misi Viking 1 Amerika Serikat yang telah lebih dahulu mendaratkan rover di Mars.
(evn)