Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menanggapi pernyataan Presiden Joko Widodo terkait BlackBerry Messenger (BBM) yang sudah menjadi 100 persen milik Indonesia.
Dijelaskan Rudiantara, sudah ada perjanjian antara perusahaan Indonesia dengan pihak BlackBerry terkait hal tersebut.
"Kalau berbicara
de facto di lapangan, semua (urusan terkait BBM) menjadi milik dan dikontrol perusahaan Indonesia," ucap Rudiantara secara singkat saat ditemui di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (28/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tanpa menjabarkan lebih panjang, Rudiantara mengaku telah berinteraksi dengan "pihak yang menguasai BlackBerry" sejak dua bulan lalu.
"Intinya, secara praktis sudah di Indonesia, artinya fakta di lapangan bagi masyarakat Indonesia ya (milik) Indonesia. Saya juga sudah tahu pengembangan dan lain-lainnya seperti apa. Sementara strukturnya bagaimana itu masalah bisnis.," sambungnya.
Selebihnya Rudiantara mengatakan lebih baik turut menanyakan hal terkait ini secara langsung dengan pihak BlackBerry.
Sekadar diketahui, BlackBerry Messenger digaet oleh perusahaan media PT Elang Mahkota Teknologi (Emtek Group) dalam bentuk kerjasama antara BlackBerry dan Emtek ini sendiri dalam bentuk perjanjian lisensi software dan hak kekayaan intelektual BBM.
Sebelumnya, Jokowi dalam rapat terbatas yang diadakan di Kantor Kepresidenan Jakarta, Selasa (27/9) mengutarakan pentingnya dukungan pemerintah dalam upaya memperkuat pelaku ekonomi digital dengan melakukan deregulasi serta memberikan pelatihan pengembangan kapasitas untuk berkompetisi.
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi tak lupa mengungkapkan bahwa layanan pesan instan dari Blackberry, BlackBerry Messenger (BBM) sudah dimiliki 100 persen oleh Indonesia sehingga bisa dijadikan platform asli Indonesia.
"Kita harapkan nanti seluruh hal yang berkaitan dengan e-commerce kita baik retail platform-nya, baik logistik platform-nya bisa nempel ke blackberry messenger khususnya yang nanti betul-betul kita siapkan menjadi platform asli Indonesia," ujar Jokowi.
(tyo)