Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan peranti lunak Gojek ditinggal salah satu petinggi yang sejak awal ikut membangun perusahaan itu. Alamanda Shantika Santoso, yang sempat menjabat sebagai wakil presiden urusan teknologi, memutuskan bergabung dengan Kibar mulai 1 Oktober 2016.
Keputusan Alamanda meninggalkan Gojek telah ia ajukan sejak tiga bulan lalu untuk memberi transisi agar peralihan berjalan mulus. Terakhir, Alamanda dipercaya jadi wakil presiden pada divisi baru Gojek yang disebut “people’s journey,” yang kurang lebih mengurus pengembangan sumber daya manusia.
Keputusan meninggalkan Gojek bukan perkara mudah, karena itu berarti ia harus meninggalkan aplikasi yang telah didesain dan dibangun olehnya. Dua tahun lebih di Gojek juga telah mengubah sudut pandang dan tujuan hidup. Ada kebahagiaan tersendiri baginya ketika melihat seorang mitra pengemudi Gojek bisa menghasilkan uang dari aplikasi Gojek Driver yang kembangkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekarang, Alamanda berkata ingin melangkah lebih tinggi dan ingin lebih berguna untuk lebih banyak orang.
Pilihan berlabuh berikutnya jatuh pada Kibar karena perusahaan konsultan bisnis kreatif dan digital ini dinilai sejalan dengan mimpinya memberi efek sosial lebih besar di masyarakat, yang salah satunya dengan memanfaatkan teknologi.
Di Kibar, Alamanda membantu menjalankan sejumlah program yang mendorong ekosistem bisnis digital Indonesia, antara lain Gerakan Nasional 1.000 Startup Digital dan FemaleDev.
“Gojek telah membantu kehidupan 250.000 orang. Kalau ada 1.000 perusahaan seperti Gojek, artinya bisa membantu lebih banyak orang,” kata Alamanda saat ditemui CNNIndonesia.com di kantor Kibar, Kamis (6/10).
Perempuan kelahiran Jakarta, 28 tahun lalu ini, punya pengalaman membangun tim teknologi di Gojek yang kini berjumlah lebih dari 130 orang. Pada posisi terakhir, Alamanda membantu mengembangan sumber daya 1.700 orang dan menyebar nilai-nilai kecepatan, inovasi, dan dampak sosial dalam perusahaan Gojek.
Pengalaman ini akan ditransfer oleh Alamanda dalam membantu melakukan manajemen proyek dan meningkatkan talenta di Kibar.
Proyek SosialKepada CNNIndonesia.com, Alamanda menceritakan sejumlah proyek sosial yang akan dilakukannya di Kibar, antara lain Es Potong Royong sebagai program bimbingan bagi anak jalanan dalam memulai usaha menjual es potong. Harapanya mereka bisa menghasilkan uang dan menghidupi diri sendiri.
Ide ini, disebut Alamanda terinspirasi ketika ia ke Singapura dan melihat banyak pedagang es potong. Dia membayangkan beberapa anak jalanan penjual koran di lampu merah Pondok Indah, Jaksel, menjalankan bisnis menjual es potong. Setiap anak, bisa berjualan di suatu lokasi.
“Suatu saat nanti saya akan ajak Rio ke Singapura untuk lihat pedagang es potong,” tekad Alamanda. Rio adalah anak jalanan di kawasan Pondok Indah, yang sering ditemui Alamanda ketika akhir pekan, dan sebentar lagi akan masuk SMP dan berharap untuk tidak berjualan koran lagi di jalan.
Selain itu, Alamanda juga sedang mengembangkan Pijar Imaji, yang disebutnya akan jadi perusahaan layanan produksi untuk membantu para pebisnis e-commerce Indonesia. Perusahaan ini didamba agar bisa membantu memotret barang dagangan pebisnis e-commerce dengan tarif murah, agar produk yang ditampilkan terlihat menarik dan diharapkan bisa meningkatkan penjualan.
Kibar dinilai bisa menjadi roda untuk mewujudkan misi Alamanda perihal ekosistem digital dan memberi efek sosial. Pada posisi ini Alamanda merasa "bukan saya yang kerja untuk Kibar, tapi justru Kibar yang akan bantu saya.”
CEO Kibar, Yansen Kamto, dalam sejumlah kesempatan berkata bahwa ia mendorong para karyawan untuk berwirausaha dan mengembangkan proyek pribadi. Perusahaan ini juga menebar budaya kerja kolaboratif.
"Kita harus mengangkat orang naik level, dengan cara diajarkan, dibimbing, berbagi pengetahuan,” tuturnya. "Sekarang waktunya bahagia ketika melihat orang bahagia."
(adt)