Bandung, CNN Indonesia -- Ambisi anak muda dalam merintis bisnis kerap terbentur dengan idealisme bisnis dan selera yang sedang digandrungi pasar. Internet menjadi salah satu sumber ide kreatif yang dapat membantu menjembatani benturan tersebut.
Survei yang dilakukan oleh Roy Morgan dengan metode Single Source mencatat 70 persen dari 56,5 juta pelanggan Tri di Indonesia termasuk dalam kriteria milenial (usia 15 hingga 25 tahun).
Potensi inilah yang menurut Head of Brand and Communication Hutchison Tri Indonesia Fahroni Arifin, berpotensi besar dalam menjadikan ide kreatif sebagai sumber penghasilan. Hanya saja, ada keterbatasan yang menjadi penghambat dalam pengembangan usaha.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Salah satu kendala yang dihadapi pebisnis muda yakni masalah pembiayaan dan pemasaran. Kami berusaha membantu memecahkan masalah tersebut lewat berbagai kegiatan yang melibatkan ahli di bidangnya," kata Fahroni kepada media di Bandung, Jumat (7/10).
Dalam rangkaian kampanye #Aksiku, Fahroni mengatakan berhasil menjaring 18 juta millenial melalui sosial media untuk turut serta dalam berbagai kegiatan seperti talkshow, workshop, pameran lukisan, bazaar, mentoring, hingga pendanaan bagi wirausaha yang memiliki konsep bisnis berbeda.
Kampanye ini disebut Fahroni bertujuan untuk mempercepat inovasi dan pemasaran bisnis wirausaha muda. Program yang dilakukan sejak Maret hingga Oktober 2016 ini berhasil menjaring 100 peserta dari Jogjakarta, Makassar, dan Bandung.
Setelah memperoleh kandidat dengan ide bisnis yang berbeda, nantinya wirausaha muda ini berkesempatan untuk mendapatkan mentoring dan pendanaan dari Tri.
Tahap pemilihan konsep usaha dilakukan melalui konferensi video dan nantinya akan dipilih 5 hingga 10 ide yang bagus untuk bisa sampai ke tahap mentoring.
"Nantinya akan ada tahap finalisasi konsep, tim Tri akan melakukan mentoring untuk melihat sejauh mana konsep bisnis bisa dimonetisasi. Direksi Tri akan menentukan siapa saja yang berhak mendapatkan pendanaan dan dukungan promosi ke jaringan perusahaan di skala lokal dan global," katanya.
Kriteria konsep usaha bisa dilihat dari tahap perencanaan, pengembangan, hingga implementasi bisnis yang bisa berkelanjutan dan diterima pasar.
Lantas, apa yang melatarbelakangi Tri sebagai operator menelurkan program ini?
Chief Commercial Officer Hutchison Tri Indonesia Dolly Susanto mengatakan sebagai operator, Tri ingin terlibat dalam mendorong pertumbuhan bisnis di kalangan wirausaha muda.
"Bisnis utama kami sebagai operator di bidang digital, untuk itu kami melibatkan anak muda melalui sosial media. Nantinya, kalau wirausaha muda ini sukses maka tidak menutup kemungkinan akan ada koaborasi dan bisa menginspirasi untuk melakukan gerakan yang lebih besar," imbuh Dolly.
Meski membidik anak muda yang sedang merintis usaha, Dolly mengatakan kampanye ini juga terbuka untuk mereka yang belum memiliki produk untuk dipasarkan.
"Kami berharap anak muda yang terlibat dalam program ini bisa terinspirasi untuk membuat usaha, sementara untuk yang sudah memiliki produk akan dibantu dipromosikan. Harapan utamanya bisa menjadi penggerak dan menimbulkan kolaborasi antar anak muda, perusahaan, dan ahli di bidangnya," ungkap Dolly.
Selain memberikan mentoring, Dolly menyebut besarnya pendanaan nantinya akan disesuaikan dengan besaran bisnis masing-masing usaha.
"Besarannya tidak bisa ditentukan saat ini, tergantung seberapa kuat usahanya dan bentuk bantuan yang dibutuhkan apa. Tidak semuanya terkendala pada pendanaan, misalnya saja kalau untuk pengembang aplikasi tentu kebutuhannya berbeda dengan pelaku usaha yang memiliki produk fisik," ucapnya menambahkan.
(evn/adt)