Jakarta, CNN Indonesia -- China termasuk pasar perfilman yang besar di Asia. Tapi itu saja sepertinya belum cukup bagi penyedia layanan streaming Netflix untuk berkembang.
Diberitakan
Reuters, Kepada Eksekutif Netflix Reed Hastings mengatakan bahwa ekspansi mereka ke China sepertinya tidak berjalan dengan baik.
“Layanan film Disney, yang sangat bagus di China, harus tutup. Layanan film Apple, yang juga sangat sangat bagus di China, pun harus tutup. Sepertinya tidak bagus,” katanya saat menghadiri New Yorker TechFest.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saham Netflix meningkat satu persen menjadi US$106,12 pada pasar pagi itu, berbalik dari kemunduran 1,5 persen setelah komentar itu muncul.
Pada September lalu, Hastings mengatakan bahwa rencana Netflix memasuki pasar China mandek. Penyebabnya adalah kesulitan mendapatkan izin pemerintah.
Pemerintah China memang dikenal sangat ketat, termasuk di bidang perfilman. Mereka bahkan punya masa-masa di mana hanya film dalam negeri yang tayang di bioskop. Salah satu syarat disebut film domestik, menggunakan talenta lokal.
Tidak heran jika kini banyak wajah-wajah Asia, khususnya China di perfilman Hollywood. Mereka juga mulai menggunakan ko-produksi dari perusahaan perfilman lokal, bahkan melakukan pengambilan gambar filmnya di sana.
Bukan hanya itu, Netflix juga terhalang masalah regulasi dan sensor. Pemerintah China juga selalu ikut campur termasuk menyensor konten.
Padahal mengembangkan bisnis ke negara-negara di luar Amerika sudah dilakukan Netflix sejak Januari, namun hingga saat ini ia masih kesulitan di China.
Usaha mengembangkan sayap ke negara-negara lain itu menyusul lambatnya pertumbuhan bisnis Netflix di Amerika Serikat. Sejak Januari lalu, Netflix merilis layanannya di 130 negara atau pasar baru di seluruh dunia.
(rsa)