Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan teknologi Samsung berkata akan melakukan investigasi atas laporan panas berlebih dan terbakarnya perangkat pengganti Galaxy Note 7 di Amerika Serikat.
"Jika kami menemukan ada masalah keamanan pada produk, Samsung akan segera mengambil langkah atas persetujuan CPSC untuk mengatasi situasi," tulis pihak Samsung kepada
Reuters, Minggu (9/10). CPSC sendiri merupakan lembaga Amerika Serikat yang menjamin keamanan dan keselamatan konsumen perangkat elektronik.
Insiden ini sampai membuat dua operator seluler besar Amerika Serikat, AT&T dan T-Mobile, memutuskan berhenti menjual ponsel pintar Samsung Galaxy Note 7 untuk konsumen.
Setelah melakukan upaya penarikan Galaxy Note 7 dari pasar global, Samsung kembali diterpa isu masalah baterai setelah konsumen bernama Brian Green asal Indiana, berkata Galaxy Note 7 miliknya yang telah diganti terbakar baterainya saat di pesawat maskapai Southwest Airlines dari Louisville, Kentucky, ke Baltimore, Maryland, pada 5 Oktober 2016.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Green mengklaim telah mematikan ponsel dengan kondisi baterai sekitar 80 persen dan memasukkannya ke saku dan ponsel itu mengeluarkan asap. Ia segera menjatuhkan ke lantai pesawat sementara ponsel terus mengeluarkan asap abu-abu kehijauan.
Green sendiri mengaku telah mengambil unit baru Galaxy Note 7 yang diganti pada 21 September lalu di toko AT&T.
Kasus lain, satu keluarga dari Houston, AS, menyaksikan Galaxy Note 7 pengganti miliknya terbakar di meja makan. Keluarga itu mengaku telah menukar ponselnya pada akhir September lalu.
(adt)