Jakarta, CNN Indonesia -- Selama beberapa bulan terakhir, badut menyeramkan telah "meneror" Amerika dengan rupa dan tindakan yang berbeda.
Ini dimulai pada 1 Agustus 2016 di Green Bay, Wisconsin, di mana seorang saksi melihat seorang badut berjalan dengan balon hitam.
Di akhir bulan itu di Greenville, South Carolina, badut berusaha memikat beberapa anak ke dalam hutan. Empat hari kemudian di Winston-Salem, North Carolina, hal yang sama terjadi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
6 September, media lokal di Greensboro, North Carolina, melaporkan saksi dikejar oleh "orang yang mengenakan topeng badut menakutkan, wig keriting merah, kemeja bertitik kuning, celana badut biru, dan sepatu badut" dan membawa senjata tajam.
"Teror" dari para badut menyeramkan ini diungkap melalui foto dan video di YouTube dan media Internet lain. Ada yang merekamnya saat siang hari, tetapi kebanyakan terekam pada tengah malam. Semua video yg menunjukkan adegan badut mengejar, selalu berakhir dengan si perekam yang lari terbirit-birit tanpa memperlihatkan akhir dari cerita mereka.
Pada Oktober ini, badut-badut itu "gentayangan" ke negara lain. Laporan serupa terdengar di Edmonton di Kanada, Melbourne di Australia, dan Sheffield, Inggris. Beberapa edia massa setempat menyebutnya "clown panic" 2016.
Pekan lalu, juru bicara Presiden AS Barack Obama, Josh Earnest, mendapat pertanyaan soal epidemi badut ini di Negeri Paman Sam. Dia menjawab, "Saya tidak tahu apakah presiden sudah diberitahu soal situasi ini atau belum. Yang jelas, ini adalah situasi di mana penegak hukum harus mengambil langkah serius."
Karakter Badut dalam Cerita RakyatBagi Amerika Serikat, ini bukan pertama kali terjadi gelombang penampakan badut yang telah jadi cerita rakyat di sana. Ben Radford, penulis buku Bad Clowns (2015) yang menulis sejarah badut dalam budaya populer, mencatat penampakan badut-badut di jalan AS sempat terjadi di Amerika pada 1980 dan 2013.
"Badut selalu menjadi karakter ambigu. Badut tidak pernah benar-benar baik, sehingga tidak akurat untuk menanyakan kapan badut berubah jahat. Mereka tidak pernah mengklaim untuk menjadi baik," tulis Radford, seperti dikutip dari
The Guardian.Badut kadang digambarkan sebagai sosok baik hati dalam iklan burger atau pesta ulang tahun, ketika Charlie Chaplin mengambilalih bioskop pun badut terlihat bagai sosok kocak nan ceria. Tetapi kadang ia digambarkan jahat. Karakter Joker di kisah fiksi Batman diperlihatkan gembira merayakan anarkisme di kota Gotham.
Dualitas pada karakter badut ini sekarang sedang menjadi pembicaraan di media massa Barat yang turut menelusuri asal-usul badut dari sejarah budaya populer.
Pada abad ke-19, badut juga sempat digambarkan sebagai kesedihan, bukan kejahatan. Karakter badut sering dimainkan ceria di atas panggung teater tetapi dalam ceritanya menggarisbawahi realitas kesedihan mereka di dunia nyata.
Hoax atau Aksi Pemasaran?Dengan penampakan beragam badut di berbagai negara ini, banyak prediksi mencuat soal maksud di balik semua itu.
CNN mengatakan bahwa saat ini sulit untuk mengabaikan fakta bahwa, tahun 2017 mendatang bakal ada sebuah film remake yang kembali mengangkat cerita horor klasik soal badut.
Meskipun saat ini mungkin bukan waktu yang tepat untuk mulai berpromosi, karena teralalu cepat, tetapi bukan tidak mungkin aksi pemasaran ini telah dilakukan oleh pembuat film untuk merayu target pasarnya pergi ke bioskop tahun depan.
Juru bicara Warner Brothers mengatakan kepada
CNN bahwa "sama sekali tidak ada hubungan" antara film mereka dengan penampakan badut baru-baru ini.
Sementara itu, media
Vox.com memastikan bahwa penampakan dan tindakan-tindakan badut yang diperlihatkan dalam video atau foto baru-baru ini adalah hoax belaka.
Sejumlah pihak percaya ada orang di luar sana yang sengaja membuat video atau foto badut menakutkan dan menyebarkan hal ini ke media sosial. Karena candu masyarakat atas media sosial, konten badut ini dengan cepat menyebar viral.
"Gambar badut jahat sempurna untuk media sosial. Ini adalah
custom-made yang berhasil viral," kata Radford. "Anda memiliki sesuatu yang menauktukan dan lucu. Ini kombinasi antara horor dan humor. Ini Tawa dan ketakutan."
Salah satu penulis
Vox.com, Aja Romano, menyampaikan agar siapa saja tidak bereaksi berlebihan ketika melihat badut di jalan. Polisi sebaiknya turun tangan memperingatkan masyarakat agar tidak main hakim sendiri ketika melihat seseorang berpakaian badut, namun di sisi lain tetap mengawasi segala tindakan yang mencurigakan.
Sejauh ini dia percaya tidak ada cukup bukti foto atau video yang memperlihatkan penampakan-penampakan badut itu terlibat aksi kekerasan atau kejahatan.
(adt)