Jakarta, CNN Indonesia -- Produsen kamera aksi GoPro mengumumkan bahwa perusahaannya siap memangkas 15 persen karyawannya.
Dari pernyataan resminya, GoPro sedang mengalami perubahan struktur perusahaan. Pemutusan hubungan kerja terhadap 15 persen pegawai itu sudah termasuk 200 posisi yang sudah ada sebelumnya dan posisi yang tadinya dibuka untuk karyawan baru.
Mengutip situs
Engadget, perubahan struktur organisasinya juga memaksa GoPro menutup divisi entertainment, yang awalnya diproyeksikan bisa menyuguhkan konten layaknya perusahaan media.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
'Kejutan' tak berhenti di situ. Presiden GoPro Tony Bates juga dilaporkan akan hengkang dari perusahaan pada akhir tahun 2016.
Namun, belum ada pernyataan resmi mengenai alasan mantan CEO Skype itu memutuskan keluar apakah disebabkan oleh performa perusahaan atau hal lain.
Pemangkasan tenaga keja GoPro pun dinilai akan menghambat perusahaan untuk kembali meraup keuntungan pada 2017.
Dari sisi upaya penjualan produk, selain gencar menjual banyak kamera aksi GoPro Hero 5, peruntungan lain pun sudah dilakukan dengan mengembangkan drone.
Drone bernama Karma ini seakan ingin menjadi pelengkap gaya hidup sehari-hari pengguna, sebab tujuan konsep foldable alias bisa dilipat adalah agar ia muat disimpan di dalam tas.
Sekadar informasi, drone Karma dibanderol sebesar US$799 atau setara Rp10,4 juta. GoPro juga menyediakan paket penjualan Karma lengkap dengan kamera Hero 5 Session teranyar, dengan total harga US$1.099 atau setara Rp14,4 juta.
Hanya saja, selang beberapa pekan setelah dipasarkan, GoPro dilaporkan menarik drone Karma dari peredaran tanpa alasan pasti.
(evn)