NASA Temukan Planet Gas Asing Berukuran 16 Kali dari Bumi
Hani Nur Fajrina | CNN Indonesia
Rabu, 14 Des 2016 07:38 WIB
Jakarta, CNN Indonesia -- Teleskop Kepler milik NASA berhasil menemukan sebuah planet asing yang terletak di luar sistem tata surya. Planet ini terbilang raksasa, yakni 16 kali lipat ukuran Bumi.
Eksoplanet tersebut diberi nama HAT-P-7b dan lokasinya di konstelasi Cygnus yakni sekitar 1.000 tahun cahaya dari Bumi. Planet besar ini diyakini bermuatan gas.
Sebetulnya NASA sudah pernah menemukan HAT-P-7b pada 2008, namun sejak dulu belum pernah teridentifikasi informasi tentangnya.
Kini tim ilmuwan berhasil memperoleh sejumlah data ilmiah seperti keadaan cuaca di sana.
"Atmosfer planet ini sering berubah setiap waktu. Planet HAT-P-7b sifatnya pasang surut, di mana sisi permukaan yang mengadap bintang induknya selalu sama," ujar salah satu peneliti David Armstrong dari University of Warwick.
Ia melanjutkan, "kami menanti awan di sana bisa terbentuk di bagian gelap planet, namun awan-awan tersebut menguap dengan cepat di waktu siang."
Dari penjelasan Armstrong, angin di sana sangat kuat dan mengitari planet, membawa awan dari sisi gelap ke sisi yang kebagian siang hari.
"Kecepatan anginnya berubah secara dramatis, berpotensi membentuk formasi awan besar yang kemudian 'mati' dengan cepat. Ini merupakan deteksi cuaca pertama di planet gas raksasa luar sistem tata surya," imbuhnya.
Berdasarkan hasil penelitian, planet HAT-P-7b sangatlah panas yaitu mencapai 2.586 derajat Celsius.
Para peneliti pun menduga, awan di sana terbuat dari aluminium oksida dan mineral yang sepintas terlihat seperti ditaburi batu permata safir dan puing antariksa. (hnf/tyo)
Eksoplanet tersebut diberi nama HAT-P-7b dan lokasinya di konstelasi Cygnus yakni sekitar 1.000 tahun cahaya dari Bumi. Planet besar ini diyakini bermuatan gas.
Sebetulnya NASA sudah pernah menemukan HAT-P-7b pada 2008, namun sejak dulu belum pernah teridentifikasi informasi tentangnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Atmosfer planet ini sering berubah setiap waktu. Planet HAT-P-7b sifatnya pasang surut, di mana sisi permukaan yang mengadap bintang induknya selalu sama," ujar salah satu peneliti David Armstrong dari University of Warwick.
Dari penjelasan Armstrong, angin di sana sangat kuat dan mengitari planet, membawa awan dari sisi gelap ke sisi yang kebagian siang hari.
"Kecepatan anginnya berubah secara dramatis, berpotensi membentuk formasi awan besar yang kemudian 'mati' dengan cepat. Ini merupakan deteksi cuaca pertama di planet gas raksasa luar sistem tata surya," imbuhnya.
Berdasarkan hasil penelitian, planet HAT-P-7b sangatlah panas yaitu mencapai 2.586 derajat Celsius.
Para peneliti pun menduga, awan di sana terbuat dari aluminium oksida dan mineral yang sepintas terlihat seperti ditaburi batu permata safir dan puing antariksa. (hnf/tyo)
ARTIKEL
TERKAIT
TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK