Jakarta, CNN Indonesia -- Sekelompok arkeolog menemukan runtuhan kota kuno di Yunani yang diperkirakan berusia 2.500 tahun.
Kota kuno bernama Vlochos ini terletak di 560 kilometer utara Athena. Banyak yang mengira runtuhan ini tak bernilai secara arkeologis.
Menurut tim penelitian yang dipimpin oleh Robin Ronnlund dari Universitas Gothenburg, Swedia, reruntuhan Vlochos yang terkubur di sebuah bukit menyembunyikan rupa sejatinya dari pengamatan arkeolog.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya dan seorang kolega sedang mengerjakan proyek lain saat bersinggungan dengan situs ini, dan kami segera sadar ada potensi besar. Menjadi misteri tersendiri mengapa belum ada yang meneliti tempat ini sebelumnya," kata Ronnlund seperti dikutip dari
Science Alert.Ronnlund dan timnya menemukan bukti peradaban dari reruntuhan berupa menara, dinding, dan gerbang kota yang ujungnya menyembul dari permukaan tanah. Mereka menggunakan radar untuk menelusuri bukti tambahan yang masih terpendam di bawah tanah.
Penggunaan radar lebih diutamakan karena para ilmuwan tidak mau mengambil risiko merusak sisa bangunan kota yang masih terkubur dengan sistem ekskavasi.
"Kami menemukan pusat kota dan jaringan jalan yang mengindikasikannya sebagai kota yang cukup besar. Perkiraan area di dalam dinding kota berkisar 40 hektar," terang Ronnlund.
Ronnlund dan tim juga menemukan sejumlah tembikar dan koin yang jadi petunjuk masa hidup kota Vlochos. Sejauh ini, temuan tertua berasal dari penanggalan tahun 500 SM. Mereka memperkirakan kehidupan kota baru berkembang 100-200 tahun kemudian sebelum ditinggal para penghuninya.
"Mungkin ada hubungannya dengan penaklukkan wilayah oleh Romawi," ungkapnya.
Terletak di sebuah bukit bernama Strongilovouni di ketinggian 215 meter, kawasan ini tadinya dianggap minim sejarah. Tim peneliti menekankan bahwa reruntuhan yang nampak di permukaan sudah sebelumnya telah dikenal luas selama 200 tahun belakangan.
Temuan di atas dihasilkan dari penelitian selama dua pekan di bulan September 2016 oleh tim arkeolog gabungan dari Swedia, Yunani, dan Inggris. Hingga saat ini penelitian masih berlangsung dan diprediksi ada tambahan bukti peradaban Vlochos.
"Proyek kami bertujuan mengisi kekosongan bukti bahwa di tanah Yunani masih banyak yang bisa dibuktikan," tutup Ronnlund.
(evn)