Jakarta, CNN Indonesia -- Mengganti onderdil kendaraan roda dua dengan yang baru biasanya menjadi cara terakhir saat kerusakan kendaraan tidak lagi dapat diakali oleh sang mekanik.
Namun sesaat pergantian, performa kendaraan tidak seperti yang diharapkan. Bisa jadi, hal demikian dikarenakan onderdil yang dipakai kepada kendaraan adalah produk jadi-jadian alias palsu.
Senior Mekanik Honda Motor Care Ahmad Fauzi, tidak menampik mengenai tersedianya onderdil palsu di beberapa bengkel, dengan label
non resmi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Misal kami beli di luar. Kami ada barcode-nya, jadi scan dulu. Kami sudah pernah coba salah satu bengkel, untuk mitra kami. Coba beli, kami minta asli. Nyampe di bengkel pun, kami scan. Ternyata setelah scan kodenya beda. Ya balikin," kata Fauzi kepada
CNNIndonesia.com.Secara kasat mata, kata dia, onderdi palsu dengan asli memang sulit dibedakan. Apalagi, onderdil palsu tersebut juga memiliki bungkus khas pabrik resmi.
Ia bercerita, ada beberapa bengkel yang kerap mengumpulkan kemasan onderdil original saat konsumen melakukan pergantian di tempat.
"Bungkusnya itu selalu diambil lagi, untuk pergantian di tempat. Jadi bungkus originalnya diambil, kemungkinan besar di-packing lagi. Nah kalau untuk di komponen itu, sparepart asli memang suilit dibedakan," kata dia.
Lebih lanjut, akan ada efek yang dirasakan selepas memasang onderdil palsu. Menurutnya, pemilik kendaraan pasti akan kembali ke bengkel. Karena, onderdil jadi-jadian itu tidak akan memiliki durasi jangka panjang, atau terhitung dalam hitungan minggu sejak pertama dipakai.
Untuk menjamin keaslian, Fauzi menyarankan, lebih baik pemilik kendaraan memilih bengkel resmi dalam pergantian spare part. Misalnya, untuk motor Honda, spare part kendaraan disuplai langsung oleh produsen resmi, yakni AHM.
"Jadi kita benar-benar harus teliti lagi untuk pengguna motor. Jangan hanya beli murah, tapi tidak liat jangka panjang. Walaupun ada logo dan barcode, itu semua bisa diatur," ujarnya.
(tyo)