Jakarta, CNN Indonesia -- Kawasan pedesaan lebih memilih Grandong, untuk mengangkut hasil tani sekaligus menggiling padi. Mobil ini dirakit sendiri, tanpa ada standarisasi, yang penting mempermudah pekerjaan, bisa melaju dan tentu terjangkau bagi warga desa. Grandong sulit tergantikan.
Hal itu disampaikan oleh Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (Ilmate) Kementerian I Gusti Putu Suryawirawan saat berbincang dengan
CNNIndonesia.com. Menurutnya, hampir seluruh warga pedesaan menggunakan Grandong dengan alasan terjangkau dari segala lini, khususnya soal harga.
Grandong sendiri merupakan mesin pertanian bermesin diesel yang dimodifikasi sebagai alat angkutan. Kata Putu, masyarakat di pedesaan banyak yang merekayasa mesin pertaniannya agar dapat dikendarai, dengan mendambah roda hingga sasis, layaknya kendaraan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan demikian, lanjut dia, pemerintah menilai Grandong bukanlah alat angkut yang laik untuk dikendarai. Mengingat, mesin pertanian memang bukan diperuntukan untuk dikendarai.
"Supaya orang desa jangan bikin kendaraan dengan merekayasa alat mesin pertanian. Tidak laik jalan. Karena mesin pertanian bukan untuk kendaraan," ujarnya.
Putu berujar, bahwa sebetulnya kendaraan pedesaan merupakan alternatif dari evolusi yang diinginkan pemerintah terhadap Grandong. Walaupun, pemerintah sendiri belum yakin apakah masyarakat akan memilih kendaraan pedesaan, ketimbang terus menggunakan Grandong.
"Kami bukan mengarah ke market atau tidak, tapi kepada fungsi untuk orang desa. Kalau kami mau melarang Grandong jalan, ya kami pasti beri alternatif," ujarnya.
Mobil Pedesaan Tak Kunjung DatangKendaraan Pedesaan akan muncul tahun ini. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengaku sedang membuat prototipe kendaraan tersebut, meski sebenarnya kabar ini telah terdengar beberapa tahun lalu.
Putu memastikan prototype kendaraan tersebut akan rampung di Agustus 2017.
"Ya kami masih melakukan prototype. Kami targetkan harus selesai Agustus," kata Putu kepada CNNIndonesia.com, Selasa (24/1).
Menurutnya, setelah prototipe selesai, pihaknya akan membuka kerjasama dengan produsen manapun yang berniat melakukan produksi terhadap kendaraan pedesaan. Fokus pemerintah, kata dia, lebih kepada paten pembuatan produk tersebut.
 Mobil Grandong. (Okkisafire via Wikimedia Commons (CC-BY-SA-4.0)) |
Kata dia, pemerintah juga belum melakukan kesepakatan, terkait bersama siapa nantinya proyek tersebut akan dijalankan.
"Kami lagi mencoba prototyping sama uji coba komponen. Mana saja yang masuk dan darimana. (Buatan) Tetap dalam negeri dong," ujar Putu.
Konsep mobil pedesaan adalah produk angkutan barang dan manusia dengan kapasitas mesin terbatas. Mobil tersebut juga hanya akan dibekali mesin bertenaga lebih kurang 1000 cc, dengan fungsi multiguna seperti pickup namun cocok jika digunakan oleh masyarakat pedesaan hingga pesisir pantai.
(pit)