Mobil Produksi Indonesia Bidik Australia untuk Tujuan Ekspor

Rayhand Purnama | CNN Indonesia
Kamis, 26 Jan 2017 12:21 WIB
Meski penjualan mobil produksi Indonesia menurun, namun target ekspor justru ditargetkan mencapai 7 persen dan upaya ekspansi ke Australia.
Indonesia menargetkan ekspor mobile mencapai tujuh persen tahun 2016. (Foto: CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ekspor kendaraan roda empat diprediksi tumbuh sebesar tujuh persen di sepanjang 2017. Padahal, penjualan mobil produksi Indonesia ke negara tetangga menurun empat persen pada tahun lalu, ketimbang 2015.

Di tahun 2015, ekspor mobil mencapai 207 ribu unit, sedangkan sampai Desember 2016 ekspor berhenti di angka 201 ribu unit untuk semua merek dan segmen kendaraan.

Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Kukuh Kumara mengaku tidak masalah dengan naiknya target ekspor di tahun ini. Meski, pencatatan ekspor di tahun sebelumnya jelas menurun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia berujar, selama masing-masing produsen otomotif di tanah air dapat merealisasikan kebutuhan kendaraan negara tetangga, target tersebut akan tercapai.

"Kalau kami tau apa yang mereka butuhkan dan mampu menyediakannya, serta persyaratannya terpenuhi kenapa enggak," kata Kukuh saat ditemui di Jakarta, Rabu (25/1).

Sebenarnya, kata dia, produsen otomotif di Indonesia sudah berupaya untuk menaikkan standarisasi produksi. Namun dengan keluarnya regulasi dan kebijakan baru yang ditetapkan oleh negara tujuan, menjadi salah satu faktor menurunnya jumlah ekspor di tahun lalu.

"Di negara-negara Timur Tengah, mereka bahkan meminta penerapan Euro 4 untuk mobil yang diekspor," ujarnya.

Gaikindo berharap, masing- masing produsen dapat menyesuaikan produksi mobil sesuai keinginan pasar. Misalnya, saat ini pasar ekspor lebih menginginkan kendaraan pickup dan doble cabin.

Rencana Ekspansi Pasar Australia

Kukuh menuturkan, sebenarnya Indonesia dapat melebihi target ekspor untuk tahun ini dengan menjadikan Australia sebagai destinasi pasarnya. Mengingat, industri otomotif di negara kangguru sudah berhenti dalam beberapa tahun terakhir.

Sejak tidak memiliki industri otomotif, Australia lebih mengandalkan impor untuk kendaraan. Pasarnya juga terbilang besar, sebesar 1,2 juta unit pertahun.

Meski demikian, industri otomotif dalam negeri belum dapat memaksimalkan hal tersebut. Daya ekspornya masih kalah saing dengan Thailand, untuk terus menyuplai mobil ke Australia.

"Tapi yang kami tau, adalah ada pasar gede 1,2 juta (Australia). Cuma bagaimana merebut itu kan tidak mungkin dari Gaikindo, tidak mungkin dari APM sendiri," kata Kukuh.

Bagi dia, dengan dapat mengikuti pasar Australia tentunya tren ekspor akan terus meningkat. Indonesia sendiri saat ini masih berkutat dalam produksi mobil dalam segmen Multi Purpose Vehicle (MPV), tidak seperti Thailand yang sudah memproduksi kendaraan berjenis 4x4 dan doble cabin.

"Misal, Thailand bisa ekspor 4x4 atau doble cabin ke negara lain. Kami tau di Australia kebutuhan kendaraan seperti itu kan. Tapi kita tidak punya produksi itu," ujarnya.

Menurut Kukuh, sedikitnya ada 80-an negara tujuan ekspor mobil produksi tanah air, dengan lima negara menjadi pasar utama yakni Filipina, Jepang, Arab saudi, Uni Emirat Arab dan Bangladesh.

Berdasarkan data yang dikeluarkan Gaikindo, produksi ekspor Indonesia terus mengalami pertumbuhan dari 2010 hingga 2015, atau naik sebesar 27 persen.

Jika mencapai target, maka sepanjang tahun ini Indonesia akan mengekspor 224 ribu unit mobil ke semua negara tujuan.

Kukuh menuturkan, sebenarnya Indonesia dapat melebihi target ekspor untuk tahun ini dengan menjadikan Australia sebagai destinasi pasarnya. Mengingat, industri otomotif di negara kangguru sudah berhenti dalam beberapa tahun terakhir.

Sejak tidak memiliki industri otomotif, Australia lebih mengandalkan impor untuk kendaraan. Pasarnya juga terbilang besar, sebesar 1,2 juta unit pertahun.

Meski demikian, industri otomotif dalam negeri belum dapat memaksimalkan hal tersebut. Daya ekspornya masih kalah saing dengan Thailand, untuk terus menyuplai mobil ke Australia.

"Tapi yang kami tau, adalah ada pasar gede 1,2 juta (Australia). Cuma bagaimana merebut itu kan tidak mungkin dari Gaikindo, tidak mungkin dari APM sendiri," kata Kukuh.

Bagi dia, dengan dapat mengikuti pasar Australia tentunya tren ekspor akan terus meningkat. Indonesia sendiri saat ini masih berkutat dalam produksi mobil dalam segmen Multi Purpose Vehicle (MPV), tidak seperti Thailand yang sudah memproduksi kendaraan berjenis 4x4 dan doble cabin.

"Misal, Thailand bisa ekspor 4x4 atau doble cabin ke negara lain. Kami tau di Australia kebutuhan kendaraan seperti itu kan. Tapi kita tidak punya produksi itu," ujarnya.

Menurut Kukuh, sedikitnya ada 80-an negara tujuan ekspor mobil produksi tanah air, dengan lima negara menjadi pasar utama yakni Filipina, Jepang, Arab saudi, Uni Emirat Arab dan Bangladesh.

Berdasarkan data yang dikeluarkan Gaikindo, produksi ekspor Indonesia terus mengalami pertumbuhan dari 2010 hingga 2015, atau naik sebesar 27 persen.

Jika mencapai target, maka sepanjang tahun ini Indonesia akan mengekspor 224 ribu unit mobil ke semua negara tujuan. (evn)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER