Seberapa Kuat Mobil China Bersaing di Indonesia?

Rayhand Purnama | CNN Indonesia
Minggu, 23 Apr 2017 05:59 WIB
Jepang merajai industri otomotif di Indonesia. Wuling, pabrikan asal China mencoba peruntungan dan siap meluncurkan mobil perdana pada kuartal ketiga tahun ini.
Wuling akan memulai produksi mobil pertamanya di Indonesia di kuartal tiga 2017. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tidak dapat dipungkiri, saat ini pangsa pasar otomotif di Indonesia masih dikuasai oleh produsen asal Jepang. Kehadiran kendaraan berlabel Jepang, seperti Toyota, Honda, Daihatsu, Suzuki dan sebagainya, sudah menempati hati tiap masyarakat tanah air.

Meski begitu, produsen otomotif asal China, SAIC General Motor Wuling (SGMW) tampak serius untuk 'merusak' iklim otomotif Jepang di Indonesia. Wuling akan melebarkan sayapnya dengan produk perdana, sekira kuartal ketiga tahun ini.

Brand Manager Wuling Motors, Dian Asmahani mengatakan ada beberapa alasan di balik pihaknya ingin memasukkan kendaraannya di Indonesia, padahal sebelum Wuling banyak produsen otomotif asal China memilih pergi setelah sempat mencari peruntungan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang jelas di Indonesia dari sisi ekonomi dan sosial positif. Kami juga melihat, dari 1000 orang Indonesia, hanya 83 yang memiliki mobil," kata Dian di kawasan Blok S, Jakarta Selatan, Jum'at (21/4).

Bagi dia, Wuling tidak main-main dalam keinginannya 'merusak' iklim otomotif saat ini. Terlebih, Wuling sendiri sudah menanamkan investasi berupa sebuah pabrik dengan luas 60 hektare di kawasan Cikarang, Jawa Barat.

"Jadi sudah kami siapkan secara keseluruhan. Ada layanan aftersales, diler juga. Kami datang tidak cuma jualan, tetapi juga komitmen," ujarnya.

Sementara, pengamat otomotif, Bebin Djuana mengapresiasi kehadiran Wuling pada industri otomotif Indonesia. Menurut Bebin, cukup nekat Wuling memilih masuk di saat kendaraan-kendaraan Jepang di Indonesia sudah berada lebih dari 40 tahun.

"Orang awam bilang nekat, Wuling siapa kok mau masuk ke Indonesia. Padahal cakar Jepang udah menancap di Indonesia lebih dari 40 tahun," kata Bebin.

Walau begitu, Bebin berujar, bukan tidak mungkin Wuling akan bersaing ketat dengan produsen Jepang saat sudah meraih hati konsumen.

"Pas Wuling mau buka pabrik wah serius nih, bukan coba-coba doang. Bagaimana anda berkompetisi dari yang lebih 40 tahun. Kalau dipikir, keputusan tidak salah," ujarnya.

Menggaet Konsumen

Bebin menilai, ada beberapa hal yang membuat konsumen meninggalkan kendaraan Jepang. Mengambil contoh segmen kendaraan roda dua. China sempat meramaikan pasar Indonesia selama lebih kurang dua tahun.

Namun, kehadiran sepeda motor China di Indonesia saat itu masih belum diimbangi dengan pelayanan paska pembelian kendaraan.

"Kalau marketing agresif tentu bisa. Saya mengingatkan waktu itu masuknya motor China tidak diikutin dengan pelayanan after sales, jadi acak-acakan," ujarnya.

Wuling tentu harus menyesuaikan segmen kendaraan dengan kebutuhan masyarakat, seperti ramai kendaraan bermuatan tujuh penumpang atau Multi Purpose Vehicle (MPV). Tidak lupa, dengan melihat tren tampilan kendaraan.

Ia memberi contoh, ada beberapa produsen lebih diminati lantaran sudah melakukan update pada modelnya. Seperti KIA yang saat itu menjual lebih banyak dari Hyundai, setelah lebih dulu memasang lampu Day-time Running Light (DRL).

"Kalau di luar kepraktisan nomor satu, di Indonesia itu tampilan luar, dalam dan apa yang disentuh (material) udah jadi perhatian masyarakat," ungkapnya

Lebih lanjut, Dian memastikan pelayanan milik Wuling akan hadir berbeda dari produsen lain. Seperti di antaranya, pelayanan paska pembelian dengan menyiapkan sedikitnya 50 diler yang akan rampung pada 2017.

Termasuk tata cara pembiayaan dan asuransi kendaraan. "Jadi udah kami pikirkan semuanya jika udah meluncur. Masyarakat diharapkan tidak lagi memikirkan menggenai layanan afersales. Jadi bukan datang dan pergi ya," kata dia.

Ia menekankan, dengan jumlah investasi sebesar US$700 juta atau setara Rp9,3 triliun untuk pabrik, tidak akan membuat konsumen Indonesia merasa was-was saat membeli mobil dengan label China. (pit)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER